Diskusi Publik
Syndicate Update
Syndicate Update
"Peta Politik Paska 4/11
Mempertanyakan Loyalitas Partai-Partai
Pendukung Jokowi"
Mempertanyakan Loyalitas Partai-Partai
Pendukung Jokowi"
25 November 2016
Bersama:
- Dr. Andreas Pareira (Ketua DPP PDIP)
- Ahmad Riza Patria, MBA (Wakil Ketua Komisi II DPR Rl Fraksi Partai Gerindra)
- Ray Rangkuti (Direktur Eksekutif dan Pendiri LIMA)
- Ari Nurcahyo (Direktur Eksekutif PARA Syndicate/Moderator)
Pascademo 4 November lalu, Presiden Jokowi telah bertemu dengan beberapa ketua umum partai di Istana Kepresidenan. Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PDIPerjuangan Megawati Soekarnoputri.
Sementara, tiga ketua umum parpol lain ditemui Presiden saat perhelatan partai digelar yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar Ketua Umum PPP Romahurmuziy, dan Ketua Umum PAN Zulkifi Hasan. Di luar itu, Ketua Umum Golkar, Setya Novanto juga menemui Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, melakukan hal yang sama bertemu dengan Megawati.
Pertanyaannya apa makna dari pertemuan antar elite partai tersebut? pendukung Jokowi terkesan terbelah? Ke depan publik berharap pimpinan partai dapat duduk bersama secara periodik membahas berbagai masalah bangsa, NKRI, Pancasila pluralisme dan Bhineka Tunggal Ika, serta supremasi Konstitusi. Dan mereka harus menghadirkan politik yang sejuk dan damai. Hingga tidak terkesan mereka politisi berbunu kekuasaan, melainkan negarawan yang sedang memikirkan nasib bangsa ke depan. Itu menjadi tantangan bagi partai-partai pendukung pemerintah dan yang berada diluar pemerintah .
Ulasan Redaksi :
Ray Rangkuti
Dari semua ketua parpol pengusung pemerintah yang ditemui Jokowi, tinggal PAN dan PKB yang belum ditemui.
Demo 4 November kemarin membuka mata presiden, mana kawan dan mana lawan.
Pertanyaannya, apakah Gerindra mau, bila diajak presiden masuk ke koalisi ?
Pernyataan yang menarik dari Prabowo adalah "Gerindra siap membantu pemerintah..."
Menjawab pertanyaan, Ray menganalisa kenapa Jokowi tidak bertemu dengan SBY, karena Jokowi tidak lagi menganggap SBY sebagai oposisi, tapi sebagai lawan politik. Inilah konsekuensi posisi SBY yang bukan cuma mantan presiden, tapi juga ketua umum partai.
Andreas Pareira
Terlihat chemistry antara Jokowi dan Prabowo Subianto, walaupun ketika pilpres mereka bersaing secara tajam.
Belum tentu juga Gerindra sangat membutuhkan kursi di kabinet.
Di sini PDIP melihat mana kawan ideologis, mana kawan strategis, mana kawan taktis.
Ahmad Riza Patria
Ahok lebih dari " the man of the year". Riza pernah mengatakan bahwa yang menjatuhkan Ahok adalah bukan siapa-siapa, tapi Ahok sendiri. Dan ini terjadi tahun 2016 ini.
Sebenarnya berbahaya kegiatan presiden yang mengunjungi militer dan Kepolisian, sebab itu bisa dianggap menghadap-hadapkan aparat dengan rakyat,
Tapi sisi positif nya adalah presiden memberi perhatian pada Kepolisian dan TNI yang sebelumnya tidak seperti itu.
Menurutnya, sebaiknya Jokowi bertemu dengan SBY.
Slide foto - foto selama acara |
Video acara :
.
https://www.youtube.com/watch?v=fku3Wa44lgs
NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar