Sabtu, 24 September 2016
Tempat :
RS MITRA KELAPA GADING - AUDITORIUM LANTAI 6
PEMBICARA :
- Prof. Bambang Budi Siswanto, MD, PhD, FIHA, FASCC, FAPSC, FACC (Guru Besar Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah)
- Prof. Dr. Dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt. M.Sc. (Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)
Penyelenggara :
TEMPO Media Group Topik
Diskusi adalah mengurai apa saja penyebab, gejala, faktor risiko, kasus jantung koroner yang sering ditemui saat ini dan cara mengurangi risiko jantung koroner- Sharing tentang penelitian terkini tentang kardiovaskular dan gaya hidup sehat cegah risiko jantung koroner baik di Indonesia maupun luar negeri.
Selama acara diadakan berbagai hal :
- Pemeriksaan Tensi Darah, Timbang Badan, Gula Darah, Ukur Lemak Tubuh, Kekeroposan Tulang (untuk 70 peserta)
- Morning Coffee
- Lunch
- Goodie Bag
- Free Registration Fee
Narasumber |
Ulasan redaksi :
Prof. Bambang Budi Siswanto
'PENYAKIT JANTUNG KORONER, PENCEGAHAN, DAN DIAGNOSIS'
PJK adalah penyumbatan pada pembuluh darah arteri koroner yang bertugas menyuplai oksigen dan makanan ke jantung. PJK penyebab kematian tersering saat ini.
Ada 10 macam penyakit jantung.
Penderita PJK harus minum obat pengencer darah dan obat kolesterol. Penyumbatan pembuluh menyebabkan disfungsi endotel. Keluhan baru timbul kalau penyumbatannya hampir total. Plak aterosklerosis bukan menempel. Gejala dan tanda PJK, Ateroskelorosis umumnya tidak mempunyai keluhan. Sampai sumbatan sudah berat (lebih dari 70%). Robekan pecah. Gejala PJK, nyeri dada, terasa berat, panas, seperti ditekan. Sesak napas, sulit bernapas. Keluar keringat, mual, muntah. Berdebar. Pingsan. Tanpa gejala--> mati mendadak.
Di mana rasa nyeri dirasakan ? Tempat-tempat nyeri pada gangguan jantung di belakang tulang dada, belakang tulang dada - leher, dari dada menjalar ke bahu,dari dada menjalar ke rahang, ulu hati, punggung diantara belikat. Diagnosis PJK, Elektrokardiografi (EKG). Treadmilll test (60%-80%). Elektrokardioografi (melihat otot jantung). Muilti Slice Coronary Topography (90%). Angiografi koroner/kateterisasi (Diagnosis pasti/golden standard).
Faktor risiko yang tidak dapat imodifikasi, usia tua lebih banyak dari usia muda, jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan, riwayat keluarga. Faktor risiko yang dapat imodifikasi, merokok, hipertensi, diabetes melitus, diet tinggi kolesterol, peningkatan kolesterol dan LDL, HDL rendah, obesitas, kurang aktivitas fisik.
Kelebihan berat badan jika indeks masa tubuh lebih dari 25, lingkar pinggang pria lebih dari 90 cm, perempuan lebih dari 80 cm. Mengurangi berat badan dengan diet yang benar dan aktivitas fisik. Penurunan berat badan akan menurunkan tekanan darah dan kolesteol. Pencegahan PJK, stop merokok. Makan makanan sehat. Meningkatkan asupan sayur, buah dan sereal. Menurunkan total kalori jika berat badan belebih. Menurunkan asupan garam, alkohol. Meningkatkan aktivitas fisik.
Tekanan darah terkontrol (lebih dari 140/90 cm hg).
Olah raga 30 menit, 3-4 kali per minggu, kontinyu, ritmis, interuval, progresif, ketahanan. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jakarta CCU Network System bagi pasien dengan nyeri dada bisa dirujuk ke Puskesmas, RSUD, RS Swasta, Klinik. WA 081934178177, Direct line 5682424.
Prof. Dr. Dra. Ratu Ayu Dewi Sartika
"AYO CEGAH PENYAKIT JANTUNG DENGAN HIDUP SEHAT"
Indonesia mengalami transisi epidemiologi, demografi dan gizi.Beban ganda, mengurangi penyakit infeksi/menular, sekaligus adanya ancaman penyakit tidak menular berupa penyakit degeneratif (obese, carcinoma, PJK, Stroke, dan lain-lain).
Sejak 1970, Penyakit Jantung Koroner menjadi ancaman, karena gaya hidup dengan pola makan aterosklerosis.
Ketidak seimbangan antara intake-output. Enerji asupan lemak lebih dari 30% enerji. Asam lemak jenuh lebih dari 10% enerji.
Asam lemak trans lebih dari 1% enerji.
Asupan garam Na lebih dari1500 mg/hari.
Kolesterol lebih dari 300 mg/hari.
Dampak globalisasi progresif, liberalisasi perdagangan, urbanisasi, kemajuan ekonomi dan teknologi, perubahan yang cepat dan besar dalam gaya hidup populasi mengubah pola makan asterosklerosis dan sedentari.
Faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular :
Kurang aktivitas fisik (26,1% penduduk).
Merokok pada penduduk usia dibawah 18 tahun 7,2%, usia dibawah 15 tahun 36,3%. Penduduk berusia lebih dari 10 tahun kurang makan sayur dan buah.
Indonesia termasuk dalam 17 negara dari total 117 negara yang mempunyai tiga masalah gizi :
37,2% balita pendek,
12,1% balita kurus,
28,9% kegemukan pada usia lebih dari 18 tahun.
Uaui (2011), terdapat konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari kondisi nutrisi gen lingkungan pada awal kehidupan terhadap penyakit dan potensi sosial ekonomi. Barker (2012), orang sehat membutuhkan jenis zat gizi yang sama di seluruh siklus kehidupan, namun jumlahnya berbeda. Interaksi berbagai masalah gizi serta dampaknya dalam siklus kehidupan (ACC) SCN dalam Rajagopalan (2003) dan Hill (2000). Dampak merokok berlanjut 5-30 tahun.
Masalah penyakit tidak menular di dunia. Penyakit kardio vaskuler adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. 31% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardio vaskular, yaitu 42,3% akibat penyakit jantung koroner, 38,2% akibat stroke. Masalah penyakit tidak menular di Indonesia, 37% cariovascuar desease.
Penyakit Tidak Menular (PTM) 2004 sebanyak 50,7%,
PTM tahun 2014 sebanyak 71%.
Peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung iskemik di Indonesia 2005 sebanyak 11,63%, sedangkan tahun 2013 adalah sebanyak 13,17%.
NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar