Kamis 28 Juli 2016
Tempat :
Bumbu Desa Cikini. Jl. Cikini Raya No. 72. Jakarta
Narasumber :
- Marina Ratna Dwi Kusumajati (Direktur Utama PD Dharma Jaya)
- Dr. Ir. Rochadi Tawaf (Dosen Fakultas Peternakan UNPAD)
- Dayu Ariasintawati (Direktur PT Great Giant Livestock Indonesia)
Ulasan Redaksi :
Dr Ir Wahyu MM (Dir Pengadaan Bulog)
Untuk 2016 tadinya Perum Bulog tidak ditugaskan mengelola daging; tapi PT Berdikari. Namun kemudian dikeluarkan ijin impor daging sapi. Menjelang puasa Bulog melakukan operasi pasar daging sapi. Pak Jokowi ingin harga daging sapi dibawah RP 80.000/kg. Menyerap 1.200 ton daging dari para importir daging sapi yang sudah ada. 10.000 ton ijin impor untuk Bulog sampai Desember 2016. Selasa yang lalu segala impor daging dibawah koordinasi Bulog. Baik Medan, Padang, Palembang, Kalsel, Kalteng. Berupa daging beku. Hampir 80% terserap DKI dari 3.000 ton sapi impor. Melalui Rumah Pangan Kita, lewat operasi langsung, lewat distributor swasta, PD Pasar Jaya. Wujudnya daging sisa, tetelan.
Bulog punya kewajiban mensukseskan keinginan Jokowi. Bulog tugasnya stabilisator harga. Perpres nomor 48 tahun 2016 Bulog mengendalikan harga beras, jagung dan kedelai. Kini Bulog juga diminta mengendalikan harga daging sapi. Landed cost daging sapi yang dibeli Bulog RP 78.000/kg. Karena penugasan operasi daging sapi mendadak dan menjelang puasa dan Lebaran, Bulog belum berhasil menurunkan harga daging sapi menjadi RP 80.000,-/kg. Operasi pasar tidak bisa otomatis menurunkan harga.
Marina Ratna Dwi Kusumajati
Perlu Sinergi BUMN dan BUMD. Begitu kental Pemerintah melakukan pencitraan. Awal Mei minta ijin impor. Harus gubernur yang turun tangan meminta ke Menko Perekonomian. 20 Mei 2016 keluar ijin impor daging dari New Zealand 500 ton. Tapi akhirnya impornya ke Australia. Tahun 2010 sampai kini Kementan dan Kemendag yang bertanggung jawab mengeluarkan ijin impor. Kalau tidak ada surat bukti tertulis ijin impor dari pemerintah tidak terjadi impor. 11 Juni 2016 shipment pertama dari Australia. 10.000 ton di 10 perusahaan akan menyebar. 30 Mei 140 ton impor masuk. 60 ton masuk setelah Lebaran. Daging beku untuk rawon, soto.24 pasar menjual sapi 77.000- 88.000/kg. Serapan hanya 75 ton. RP 77.000 hanya terserap 5%.
Dalam seminggu meatshop menyerap. Daging beku belum disukai konsumen. Jangan mengganggu pasar yang sudah terbentuk. Pemerintah salah kasih obat. Ibarat sakit kepala dikasih obat rematik. Tidak setuju mengimpor jeroan tanpa mempedulikan pasar (maksimum 3%). Mengimbau pemerintah untuk bersama-sama mengelola produk daging yang berbeda-beda. H-3 harga sapi Rp 120.000-130.000/kg. Dilain pihak di gedung yang sama menjual dengan harga RP 80.000/kg.Impor itu boleh, tapi juga memperhatikan breeding yang dibiayai negara. Harga RP 80.000/ kg tidak bisa yang berasal sapi hidup; yang mungkin sapi beku. Sapi beku bobotnya susut 12,6%. Mengapa di Jakarta dijual RP 85.000-RP 86.000/kg tapi Ahok tidak disalahkan
Dr. Ir. Rochadi Tawaf
Memang persoalan harga daging sapi menjadi krusial point.Pemerintah menganggap data supply dan demand tidak benar. Harga dibentuk dari produksi, supply dan permintaan. Mematok harga jual RP 80.000/kg tidak tepat. Pembandingan harga harus dengan kondisi sama dan fair. Kebijakan by feeling not by research. Konsumen daging sapi adalah hanya 16% kelas menengah atas. Sesat pikir gagal paham.
Kepala Bappenas pernah berujar harga daging sapi tidak berpengaruh terhadap inflasi. Dan harganya relatif stabil. Indonesia ada di urutan 57, dalam konsumsi daging sapi. Kenaikan harga sapi karena pengurangan impor. Eksekusi tidak benar (tidak sesuai).70-80 % penduduk Indonesia sudah menjadi konsumen daging ayam.Jadi kuncinya meningkatkan supply. Kalau supply meningkat harganya akan turun.40
Dayu Ariasintawati
Potensi meningkatkan ketersediaan sapi (supply). Industri maju harus komprehensif dan tidak sepotong-potong; semua stakeholder harus bergandeng tangan. Semua media menyalahkan perusahaan peternak. Tidak ada yang instant. Semua kebijakan yang dibuat malah menaikkan harga. Sapi yang sudah dipersiapkan tidak terjual. Di lapangan memang tidak ada ternak sapi hidup. Sapi perah 300.000 ekor yang dipotong karena kurangnya sapi pedaging.
Pada 2014 harga daging sapi stabil karena supply melimpah.2015, 10 hari sebelum Lebaran ijin impornya baru keluar. Memang supply tidak mencukupi. Harga daging sapi dari Lampung ke Jabotabek ada biaya transpor. Pada masa lebaran penjual menaikkan harga. Kebijakan yang dibuat pemerintah men-triger kenaikan harga. Dan Australia menaikkan harga karena jumlah ternak sapinya menurun. Kini harganya RP 40.000/kg; sebelumnya RP 27.000/kg.
Kebijakan harus alliance. Peternak dan petani bukan obyek tapi subyek. Peternakan sapi itu jangka panjang. Feed stock adalah salah satu mata rantai. Kalau masing-masing mementingkan diri sendiri, negara ini bisa cerai berai. Bisnis sapi ini high regulated. Daging Sapi termasuk komoditi. Tidak ada negara bisa me-feeding 250 juta penduduk Indonesia seketika. Ada banyak kebutuhan sapi tapi terjadi depopulasi.Masalah kita food secutity. Sebagai produsen sapi ada nilai tambah.Visi perusahaannya adalah membentuk Desa Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar