Waktu :
Minggu, 21 Agustus 2016
Tempat :
Auditorium Gereja Katolik Maria Bunda Karmel- Paroki Tomang, Jakarta,
Jl. Karmel Raya 2, Jakarta
Pembicara :
- Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, SJ. (STF Driyarkara)
- Prof. Dr. KH. Ahmad Syafi'i Mufid (Ketua FKUB DKI Jakarta. Pendiri SABDA)
- Bhikkhu Dhammakaro Mahathera (Wihara Bojong Indah, Jakarta, PATOGA)
- Dr. John N Palinggi (batal hadir)
Ulasan Redaksi :
Prof. Dr. KH. Ahmad Syafi'i Mufid
Menggali kembali Pancasila dan mengagungkan Tuhan serta memuliakan manusia. Implementasi nilai-nilai Pancasila sejalan dengan visi FKUB (sejak 2015). Membangun kembali komitmen kebangsaan kita. Alumni SABDA (Sekolah Agama Dan Bina Damai) akan menjadi duta-duta perdamaian antar umat beragama.Pancasila sebagai landasan kerukunan.
Pancasila sebagai dasar negara yang diputuskan 18 Agustus 1945.
- 17 Agustus 1945 ada perwira Jepang menemui Bung Hatta mengingatkan jika Pembukaan UUD 1945 versi 1 Juni 1945, Indonesia bagian Timur tidak bergabung dengan NKRI. Bung Hatta berdialog dengan Ki Bagus Hadikusuma, Wahid Hasyim, Kasman Singodimojo, Tengku Mohammad Hasan; bersedia mencoret 7 kata "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya "Pasal 29 UUD 1945, NKRI berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Meniadakan diskriminasi. Prinsip memberi dan meminta melalui dialog. Dialog sangat penting.
- Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Memuliakan manusia, siapapun dia. Tidak boleh ada rakyat Indonesia dibedakan berdasar suku, ras, agama, golongan. Membedakan manusia berdasarkan golongan masih masalah; terutama bagi yang terpinggirkan. Menyamakan tarif listrik bagi semua orang tidak adil. Persoalan keadilan yang belum selesai bisa menimbulkan persoalan/kerusuhan sosial (Amuk massa). Tidak ada persoalan tunggal dalam masalah sosial; tapi ketidak adilan sosial dan kesejahteraan penyebabnya. FKUB paling banyak merekomendasikan pembangunan rumah ibadah di DKI Jakarta. Masih ada rumah ibadah yang tidak layak karena bocor.
- Bangsa Indonesia berpikir ulang dengan apa yang dipikirkan pendiri bangsa. Sila ke 4; musyawarah dan mufakat tidak dengan voting dalam mengambil keputusan, merupakanpreseden yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tokoh FKUB bertemu dan bermusyawarah untuk menghindari benturan. Dasar kependudukan menjadi standar seseorang beragama apa ?
- Separatisme timbul karena tidak/belum adanya keadilan sosial. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, peranan berbagai suku dan agama sangat penting. Museum Sumpah Pemuda awalnya milik orang Katolik. Revolusi mental yang mengagungkan Tuhan dan memuliakan manusia serta musyarakat mufakat sebagai bentuk implementasi Pancasila.
Tanggapan :
Nyoman
NKRI berdiri bukan karena persamaan agama dan suku tapi persamaan nasib; senasib seperjuangan/sepenanggungan. Ada 9 tokoh PPKI terdiri 7 Muslim, tapi tidak voting dalam pengambilan keputusan. Mendengar dan menghayati Pancasila. Berasal dari mana Pancasila itu ? Pancasila itu berasal dari bahasa Jawa Kuno (Kakawin Sutasoma, Mpu Tantular). Bung Karno bukan pencipta Pancasila tapi pencetus kata Pancasila. Pancasila budaya bangsa Indonesia. Ketuhan YME berarti Tuhan yang satu.
Untuk kesejahteraan bangsa ini maka Pancasila harus diterapkan. Kata Bhinneka Tunggal Ika juga dari kitab Sutasoma-Mpu Tantular.
Sambutan :
Camat Kebon Jeruk.
Disampaikan oleh wakil camat. Mengajak masyarakat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila, sesama tetangga, sesama lingkungan.
Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, SJ.
Pancasila sesuatu yang luar biasa. Tantangan Indonesia dengan kebangsaan yang kuat. Sumpah Pemuda sudah merupakan pemateraian Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke kita sangat beragam dan majemuk. Beda etnik, budaya, agama, Semua memberi komitmen untuk saling menerima keberadaannya. Muslim bisa 100% muslim tidak ada yang hrs dikorbankan. PPKI menetapkan UUD 1945 dengan 5 prinsip dasar, sama hak dan kewajibannya.
Membenarkan pernyataan Alamsyah Prawiranegara (Menteri Agama), bahwa dalam Pancasila juga ada pengorbanan orang Islam Indonesia.71 tahun merdeka masih mantap konsensus itu; meski ada konflik. Kita boleh mensyukurinya, tidak boleh bertopang dagu. Kita harus mewaspadai. Lahore-Pakistan saat pertama kali dikunjunginya saat itu sangat aman; tapi kini sangat kacau. Kita banyak konflik kecil, tapi perlu waspada. Dan kita harus antisipasi adanya konflik. Masalah konflik paling serius bukan agama, tapi etnik yang mudah konflik. Konflik penduduk asli dan pendatang; apalagi kalau berbeda agama.
Mengapa ada banyak konflik ? Secara umum. Yang menemukan toleransi adalah Islam bukan Kristen. Abad 18 baru ada ide toleransi di Kristen. Di Spanyol, India, Timur Tengah. Selama 1.400 tahun Kristen hidup di Timteng tanpa kesulitan dibawah pemerintahan Islam. Yahudi bermasalah di Eropa. Tapi Yahudi di negara Muslim tidak masalah. Karena adanya toleransi. Kerajaan Mogul yang Islam tidak konflik dengan mayoritas Hindu di India.Kita punya Pancasila yang begitu kuat, yang dirumuskan Bung Karno, menyiratkan sifat-sifat budaya Indonesia dengan latar belakang berbeda-beda. Kini banyak kekacauan karena modernitas yang merusak kehidupan sosial ekonomi. Ottoman Turki dulu juga damai. Sekutu mendorong Arab menyerang Turki, tapi mendirikan negara muslim untuk dijadikan jajahannya.
Indonesia perlu waspada, karena fundamentalisme/fanatisme/kebencianAda 800 orang Indonesia bergabung ISIS. Ada 1.000 orang Jerman bergabung ISIS, padahal di Jerman hanya ada 4 juta orang Muslim. Intoleransi tidak ada kaitannya dengan agama, tapi karena Iri dan dengki. Kita harus bekerja sama mencegah intoleransi. Di Tanjung Balai, kejadiannya langsung tersebar ke media sosial. Kita harus kebal dari hasutan. Kita mantap karena kebangkitan nasional Indonesia. Termasuk kebangkitan Islam bagian dari kebangkitan nasional.Kalau orang nasionalis, kebangsaan itu jadi dasar baik untuk komunikasi. Kita negara pluralis. Orang pedalaman tahu ada perbedaan bahasa dan agama.Pancasila memantapakan komitmen itu.
Agama tidak menjadi penyebab utama masalah. Mainstream agama-agama kita menyatakan dukungan terhadap NKRI dan Pancasila. Kita bisa bersatu. Tapi kekerasan selalu bisa muncul jadi harus diwaspadai. Berharap ada komitmen untuk mengharamkan kekerasan. Kita punya musyawarah. Kalau musyawarah tidak berhasil bawa ke pengadilan; tidak dengan kerusuhan dan kekerasan. Kekerasan di Mempawah Pebruari tidak boleh terulang. Gafatar ? Yang melakukan bukan teroris, tapi merupakan akibat hasutan.Yang paling penting komunikasi, 1961 waktu datang ke Indonesia Katolik tidak punya hubungan dengan NU dan Muhammadiyah.
Romo Mangunwidjaja mulai berkomunikasi.Minta Nurcholis Madjid mengajar di sekolahnya di Jogja. Kemudian muncul Gus Dur. Hubungan Kristen/Katolik dengan NU dan Muhammadiyah baik. Seminar di Depok duduk bersama dengan anggota FPI Depok. Di UUD tidak ada istilah mayoritas dan minoritas; tapi dalam kenyataan ada. Minimum harus peka terhadap perasaan mayoritas, tidak boleh jor-joran merasa hebat. Kalau muslim puasa orang Katolik tidak perlu ikut-ikutan puasa; tapi menghormati orang berpuasa. Bahkan HMI menawarkan makanan/minuman kepadanya; tapi dia tidak memakan/meminumnya.
Nuansa budaya mencerminkan mayoritas. Sumatera wajar mencerminkan budaya Islam; tapi tetap menjaga toleransi. Kita mantap demokratisnya pasca reformasi; setiap orang bisa menghayati agamanya tanpa menimbulkan sakit hati bagi pemeluk lain.
Penanggap :
KH. Betang
Tidak perlu mempertentangan agama dengan Pancasila. Pemahaman yang tidak benarlah yang mempersalahkan. Jangan menyamakan hal yang berbeda. Ukuwah fathonah dan ukuwah basariah. Peraturan Menteri tentang kerukunan beragama perlu disosialisasi.Mari menampilkan akhlak yang baik. Agama yang penuh kucuran rahmat dan barokah.
Bhikkhu Dhammakaro Mahathera
Pancasila adalah ideologi yang lengkap, lahiriah dan batiniah.Kita harus memperdalam maknanya.
- Sila 1, kehidupan di Indonesia bukanlah hidup sendiri, dengan ada perbedaan. Manusia bagian dari alam, oleh karena itu kita harus menjaga kelestariannya. Tuhan pencipta, pelindung dan berkah bagi manusia. Tuhan disebut Gusti ingkang maha kuwaos. Satu kandung saudara saja berbeda, demikian juga kebhinekaan.
- Sila ke 2
Manusia adalah titik tolak utama. Mahluk yang diberkati dengan pikiran. Berpikir sebelum bertindak. Beradab. Bangsa yang maju adalah bangsa yang beradab. Menjalankan agama sebagai wujud kemanusiaan.
- Sila ke 3.
Falsafah guyub rukun ibarat bambu. Bangsa Indonesia tidak bisa hidup sendiri. Saat lahir kita butuh pertolongan orang lain.Besatu, kuat, kokoh, suku, ras, budaya, dan beragam agama dan kepercayaan. Ibarat bangsa Indonesia sebagai kapal layar, ada nahkoda, ada kokinya, ada penyedia air minum, kebersihan, dan lain-lain, bersama-sama menjaga agar kapal terus berlayar.
- Sila ke 4
RT, RW saja ada yang mewakili. Musyawarah/perwakilan suatu keniscayaan. Yang terpilih/teruji yang jadi wakil kita. Kekerasan akan membawa bencana dan membawa kekerasan lain. Seseorang yang mengalami trauma harus dapat mengatasi masalahnya sendiri terlebih dahulu.
- Sila ke 5
Kadang-kadang kita sebagai anggota masyarakat, bisa sukses tapi suatu saat kita bisa juga down. Kondisi hati dan pikiran (chi) sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan dan lingkungan kita. Energi batin berpengaruh besar pada diri kita. Titik pangkal ada di diri kita masing-masing. Dalam kondisi bahagia menghadapi kesulitan apapun kita merasa ringan. Memahami agama dan menjalankan dalam kehidupan sehari akan menjunjung tinggi kemanusiaan, musyawarah dan mufakat.
Tanggapan :
Liliani Lontoh
Sebagai mahluk sosial kita harus bisa bertoleransi, menghormati ibadah orang lain. Hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia. Menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang. Pemimpin ibarat matahari menjadi panutan, ibarat angin akan diikuti. Jangan menganggap derajat kita tertinggi. Jangan menyamakan hal yang berbeda; dan jangan membedakan hal yang sama.Jangan paksakan bunga melati berbau mawar. Bagaimana membina keluarga yang sakinah.
Testimoni sebagai peserta SABDA angkatan pertama.
Kita harus berpikir positif, menghargai hak-hak orang lain. Kekeluargaan dan gotong royong. Tidak mudah terprovokasi.
Tanggapan :
Romo Andi
Memperdalam pengetahuan dan menjadikan kita sebagai umat yang meyakini Pancasila sebagai landasan. Mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengintensifkan perjumpaan, berkomunikasi, dengan umat agama lain.
Simposium ini sangat berharga.
|
Slide foto - foto selama acara |
Xxx
Vvv