Senin, 12 April 2016
Tempat :
Ruang Sumba, Hotel Borobudur, Jakarta
Penyelenggara :
Indonesia Service Dialog
Jakarta, 12 April 2016, NOMagz.com
Dengan adanya kelesuan ekonomi global, maka berbagai negara mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Salah satu sumber yang diharapkan adalah sektor jasa. Di Indonesia, proporsi sektor jasa dalam GDP meningkat dari 45% di 2010 menjadi 56% di 2014. Selain itu, antara tahun 1984 dan 2008, penelitian mengindikasikan bahwa 80% dari orang miskin di pedesaan dan 86% orang miskin di perkotaan dapat keluar dari status miskin karena pekerjaan atau pendapatan yang diperoleh dari sektor jasa. Sektor jasa juga merupakan sumber pekerjaan yang penting bagi perempuan. Pada tahun 1986, 35% pekerja sektor jasa adalah perempuan; pada tahun 2013, lebih dari setengah (52%) adalah perempuan. Terutama bagi Indonesia yang baru saja menikmati "natural resources boom', sektor jasa memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan.
Namun demikian, walaupun ada tren meningkat di Indonesia namun secara rata-rata prestasi sektor jasa di Indonesia masih tertinggal dibandingkan rata-rata negara-negara lain di ASEAN, antara lain bila dilihat dari indikator proporsi sektor jasa dalam GDP (Peraga 1)
Jumlah orang yang berkerja di sektor jasa di Indonesia juga proporsinya relatif rendah dibandingkan negara-negara ASEAN; rata-rata di tahun 2010-13 sekitar 43%, dibandingkan 7796 di Singapura, 60% di Malaysia dan 53% di Filipina (Peraga 2).
Ada berbagai hal menarik lainnya tentang sektor jasa, antara lain, berkembangnya sektor ini cukup bergantung pada keputusan rumah tangga, perusahaan maupun institusi lainnya untuk melakukan "outsourcing, yaitu membayar pihak lain untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu yang sebelumnya dilakukan sendiri. Pada tingkat rumah tangga, misalnya, tidak memasak sendiri namun membeli makanan di
restoran. Pada tingkat perusahaan, mengkontrak antar-jemput barang kepada pihak lain (sementara sebelumnya dilakukan dengan memiliki armada alat angkut dan pengemudi sendiri).
Kedua, dua pertiga orang yang bekerja di sektor jasa, bekerja secara informal. Artinya, mereka tidak menikmati kepastian kerja serta fasilitas kesehatan dan lainnya yang umumnya tersedia bagi pekerja formal.
Ketiga, perdagangan dalam sektor jasa merupakan dimensi yang menarik. Indonesia mengalami defisit dalam hal ini, dan tingkat transaksinya sebagai proporsi dari GDP rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya (Peraga 3). Artinya, Indonesia relatif tertutup bagi perdagangan internasional di sektor ini.
Apa implikasi dari semua ini? Adakah strategi yang bisa ditempuh oleh Indonesia agar sektor jasanya menjadi lebih kompetitif dan produktif sehingga berkontribusi lebih besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat? Hal ini merupakan topik yang akan dibahas dalam Kuliah umum yang diberikan oleh Profesor Mari Pangestu dan Profesor Christopher Findlay. Mari Elka Pangestu adalah Profesor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia dan Anggota Board of Directors, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia. Beliau pernah menjabat menteri kabinet di Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (2011-14) dan Kementerian Perdagangan (2004-11). Christopher Findlay adalah Executive Dean pada Faculty of the Professions, The University of Adelaide. Keduanya adalah alumni Australian National University. Profesor Ari Kuncoro (Dekan, FEB UI) dan Adam Schwarz (CEO, Asia Group of Advisors) akan menjadi pembahas.
Kuliah umum akan dilanjutkan dengan International Service Summit, yang pertama kali
diselenggarakan di Indonesia. Summit akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang
Perkonomian Indonesia, Bapak Darmin Nasution, PhD dan Menteri Perhubungan Indonesia Bapak Ignasius Jonan'. Acara dilanjutkan dengan presentasi oleh panel yang terdiri dari praktisi bisnis terkemuka. Yos Adiguna Ginting adalah Direktur di PT HM Sampoerna yang akan menjelaskan bagaimana sektor jasa mendungkung nilai tambah bagi proses manufaktur. Anthony Fung (CEO, Zalora Indonesia) dan Ann Levin (Director for Public Policy Asia Pacific & Greater China, Google Inc.) akan memberikan overview atas trend masa depan perkembangan teknologi informasi dan kesempatan serta tantangan yang muncul, cynthia Dearin (Board Member, Australian Services Roundtable) dan Jane Drake-Brockman (Convenor, Asia-Pacific Services Coalition) memiliki pengalaman panjang dalam industri jasa, terutama dalam memfasilitas dialog antara swasta, pemerintah dan akademia di Australia serta berbagai negara Asia dan Pasifik. Keduanya akan menjelaskan aspek strategis pengembangan sektor jasa yang dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia.
Tentang Sadli Lecture
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, dan Indonesia Project di Australian National University telah bekerja sama menyelenggarakan kuliah umum sadli sejak 2007 sebagai penghargaan atas kontribusi besar almarhum Profesor Mohammad Sadli pada kebijakan ekonomi di Indonesia selama lebih dari setengah abad hingga berpulangnya almarhum pada tahun 2008, Seri Kuliah umum ini didasarkan pada kajian tentang Indonesia dalam perspektif komparasi ekonomi vang diterbitkan pada Bulletin of Indonesian Economic Studies, jurnal internasional terkemuka tentang Indonesia.
Kuliah umum Sadli sebelumnya yang pernah diselenggarakan :
2015 Indonesia's Resources Boom in International Perspective: Dilemmas and Options for Sustained, Equitable Growth
2014 The Demography of Indonesia in Comparative Perspective
2013 Manufacturing in India and Indonesia: Performance and Policies
2012 what Can Indonesia Learn from China's Industrial Energy Saving Programs?
2011 Foreign Direct Investment and Growth in East and Southeast Asia: Lessons for Indonesia
2010 Indonesia's Economic Performance in Comparative Perspective, and a New Policy
Framework for 2049
Selebihnya bisa dilihat di https:llcrawford.anu edu aulacdellplsadli php
Tentang International Services Summit
International Services Summit yang pertama diselenggarakan di Jakarta pada tahun ini
bertujuan untuk memfasilitasi dialog antara pemerintah, sektor swasta, akademisi dan pemangku kepentingan lainnya untuk membahas tantangan dan peluang terkini di sektor jasa, khususnya di Indonesia. Acara ini akan menghadirkan pembicara utama dari institusi
pemerintah dan pimpinan puncak perusahaan nasional dan multinasional (baik sebagai pengguna maupun penyedia jasa) untuk membahas arah strategis pengembangan kebijakan sektor jasa di Indonesia, termasuk mengantisipasi masalah yang akan timbul serta peran yang dapat dimainkan oleh para pemangku kepentingan.
Indonesia Services Dialogue (ISD) adalah organisasi payung untuk bagi perusahaan penyedia dan pengguna jasa, Pemerintah RI dan akademisi untuk membahas berbagai tantangan dan peluang bagi sektor jasa, khususnya di Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama untuk meningatkan daya saing sektor dan produktifitas sektor jasa di Indonesia, termasuk lewat pengembangan best practices.
Informasi lebih lanjut mengenai ISD bisa dilihat di www.isd-indonesia.org.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar