Diskusi
Perspektif Indonesia
Perspektif Indonesia
" Reshuffle (Jadi) Lagi ?"
Sabtu, 19 Maret 2016
Tempat :
GADO-GADO BOPLO,
jl. Gereja Theresia No. 41, Menteng - Jakarta Pusat
Perombakan kabinet adalah pertarungan politik paling menggairahkan. Problemnya, dalam sistem presidensial, pertarungan dan tawar-menawat berpusat pada Presiden. Apakah benar ada sinyal perombakan darinya, kali ini? Apa saja yang sebaiknya dilakukan menyertai perombakan kabinet?
Bersama :
- Dr. Enny Srihartati (Direktur INDEF)
- Budiarto Shambazy, MA (Wartawan Senior)
- Dr. Mohamad Qodari, MA (Direktur IndoBarometer)
- Ridaya Laode Ngkowe (Pemerhati Masalah Korupsi)
Host :
Ichan Loulembah
Penyelenggara :
- Populi Center
- Smart FM Network
Broadcasting live on SMART FM Jakarta 95.9, Manado 101.2, Makasar 101.1, Banjarmasin 101.1, Balikpapan 97.8, Surabaya 88.9, Palembang 101.8, Medan 101.8, Pekanbaru 101.8, Jogjakarta 102.1- Streaming radiosmartfm.com- Blackberry: SmartFM via google- Android: SmartFM via google play Perspektif Indonesiatajam - dalam - bermakna
SIARAN ULANG: Minggu 20 Maret 2016 Pukul 16.00-18.00 WIB
ULASAN REDAKSI:
Budiarto Shambazy, MA
Isu resuffle kaitannya untuk meningkatkan kinerja, dan tidak sungkan mengganti menteri. Kaitan dengan posisi presiden karena adanya kompromi yang tidak utuh saat pembentukan kabinet .Serius untuk mengganti sesuai kehendak presiden. Gosipnya 5 menteri yang akan diganti.Kabinet kini secara umum OK, sudah on the right track.Menteri itu jabatan politik, tidak semata kemampuan teknis.Bagaimana hubungan presiden dengan koalisi khususnya dengan ibu Megawati yang suam-suam kuku.Kalaupun ada pergantian menteri prioritasnya dari PDIP. Pilihan reshuffle terbuka bagi Jokowi sampai Oktober 2016.Attitude menteri yang bermasalah bukan kinerja menteri. Menteri sudah perform. Harus meniru Soeharto.Kalau parlemen sial presiden gemetar.Di awal memerintah Jokowi menyebut Zaken kabinet, dan perlunya evaluasi tahunan bagi para menteri. Saat ini nampak Jokowi masih ragu reshuffle kabinet.Contoh 1. BPJS dan 2.Ketenagakerjaan.Intinya, tidak mudah. Penggantian tidak menjamin mengatasi masalah BPJS dan ketenagakerjaan.Pemerintah harus tampil utuh seperti kotak hitam pesawat. Bagaimana sang pilot memimpin.Jokowi bukan orang yang mau ditekan. Popularitas 80% menurut Kompas.II)
Ridaya Laode Ngkowe
1 kinerja lumayan tidak jelek-jelek amat. Cuma ada debat yang tidak patut.
2. Soal kinerja.
Jokowi menang karena ekspetasi kinerja yang baik.Harapan publk tinggi sekali.Delivery 2015 untuk mencapai RPJM tidak bisa dibilang baik. Publik masih memaklumi. Problem di negara yang sedang konsolidasi pemerintahan.Yang berbeda dengan kabinet parlementer.Presiden punya rekord prestasi para menteri. Banyak pelaku politik yang tidak kebagian jabatan yang juga merecoki (pengangguran/gelandangan politik).Yang memberi tekanan seolah-olah perlu adanya reshuffle kabinet.Para penggosip politik ini melalui media sosial berdampak terhadap persepsi publik.Jokowi juga berhutang apapun akan berdampak terhadap persepsi atas kabinetnya.Laporan Kekayaan Pejabat Negara dan SPT beberapa menteri yang belum melapor.Melibatkan PPATK.Persoalan birokrasi di internal kementerian yang sulit disinkronkan dengan kementerian lainnya. Koordinasi antar Kementerian yang juga belum selesai.Persoalan di level koordinasi. Misal antar Menteri Perdagangan dan Bulog.Jangan mengganti menteri yang berkinerja baik meski bukan kader parpol. Problem riil ada di tingkat eselon 1; 2; dan 3.III)
Dr. Mohamad Qodari, MA
1. Menganggap Jokowi tidak bisa apa-apa. Bukan elit politik. Bukan ketua partai. Langkah politiknya naif.
2. Jokowi kuat. Lebih mengena.Sudah melalui ujian politik yang keras. Bisa memasukkan Luhut Panjaitan. Tidak ada tarik menarik saat menunjuk Panglima TNI.Jokowi belum 100% kuat. Tidak terjadi selama Jokowi bukan ketua partai besar. Punya utang politik dan berlatar Solo/Jawa.Makin banyak. Parpol bergabung untuk mendukungnya.
3. Jokowi sebetulnya cerdik secara politik. Jurus-jurusnya ibarat dewa mabuk ala Gus Dur; langkahnya tidak terduga.Seperti Petruk yang berjurus Semar.Evaluasi UKP4 dan KSP diungkap ke publik.
Objektivikasi menilai menteri,
1. Kompetensi,
2. Keterwakilan
3. Kepercayaan/trust.Kebijakan publik harus ada dimensi rasionalnya, tidak melulu subyektif.Evaluasi kabinet menyeluruh bukan melulu menteri perorangan. Dicari bottle neck.Amanah UU Pangan dilaksanakan.Jkw-JK mau berhsl atau berhsil banget.Kalau mau berhasil banget harus bisa memilih menteri yang dipercayai.1. Kemampuan eksekusi dan trust.Susunan kabinet awal dibentuknya tidak ideal. Kini Jokowi berusaha untuk ideal. Reshuffle kabinet jilid II menyangkut menteri teknis.Bulog jadi lembaga penyangga bukan cari untung.Negara sering kalah dengan pemain/pedagang akar.Reshuffle kabinet April atau setelah konsolidasi Golkar selesai.Luhut Panjaitan dan Mensekneg yang menjadi rujukan Jokowi.
Dr. Enny Srihartati
Terjadi stabilitas politik. Terjadi stabilitas ekonomi. Minimal nilai tukar RP menguat. Pertumbuhan ekonomi yang membaik. Makro ekonomi baik. Yang jadi problem adalah basic need masyarakat, misal lapangan pekerjaan; stabilitas harga kebutuhan pokok.Ini problem berat dan krusial.Yang langsung dirasakan 70-80% masyarakat kita. Sektor ekonomi informal berkontribusi 50-55%.Produktivitas nasional akan terukur dengan terpenuhinya basic need.Kelas menengah mengalami perlambatan. 20% paling atas jumping. UU yang saling berbenturan . Misal dana desa. Menjadi problem antar kementerian Dalam Negeri vs Keme Desa. Ujungnya adalah manajerial (strong leadership) Formulasi penilaian kinerja harus transparan dan akuntabel. Berdasar kriteria dan tolok ukur yang jelas.Presiden harus pegang indikator untuk menilai kinerja para menterinya.Kini para menteri saling mencari panggung politik sendiri-sendiri.Yang tidak jelas adalah presiden mengakomodasi yang mana? Yang ditunggu keputusan presiden.Tantangan yang dihadapi membutuhkan konsentasi kabinet.Masih adanya masalah kemiskinan dan pengangguran mengindikasi adanya masalah ekonomi.Peningkatan kesejahteraan belum tercapai. Pemerintah berfokus ke pembangunan jangka menengah.Secara momentum ekonomi saat inilah untuk melakukan reshuffle kabinet, karena tidak ada gejolak ekonomi saat ini.APBNP yang mengeksekusi idealnya adalah menteri yang merencanakan.
NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar