Bincang Novel
" TAN "
Dalam rangka Haul ke-67
Tan Malaka
Dalam rangka Haul ke-67
Tan Malaka
Sang penulis |
Sabtu 19 Maret 2016
Tempat :
PDS HB Jassin, TIM
Narasumber :
- Budiman Sudjatmiko
- Linda Christanty;
- Indra J. Piliang
- Hendri Teja
Host PT Kaurama Buana Antara
ULASAN REDAKSI :
Hendri Teja
Menulis karena kekaguman. Kenal Tan Malaka saat SMA melihat buku berjudul Madilog. Meski Tan belatar pendidikan surau di Sumatera Barat, ada proses yang menyebabkannya menjadi komunis.Tan Malaka harus dibumikan supaya bisa dipelajari dan diteladani.Tan Malaka yang humanis, peragu, dan sekaligus romantis.Ditulis dalam dua tahun."Dilangkahkan selangkah ditinggikan seranting"
Indra J. Piliang
Apakah novel ini bisa membebaskan penulisnya bebas berpikir tentang Tan Malaka ?Memberikan tafsiran yang lebih luas tentang Tan Malaka. Misal mengapa ia ditangkap reserse Belanda ? Karena dia banyak mendirikan sekolah-sekolah. Tan bisa bersembunyi di keramaian.Harimau yang paling ditakuti di Minang, karena dia bisa bersembunyi di balik ilalang. Orang Minang terutama Pariaman gelar ayahnya menurun ke anaknya.Madilog unsur yang membentuk orang Minang pesisir; dialektis; transedental. Dalam kontek kini adalah NU. Konsep terhimpit didalam terkurung di luar. Saat terpenjara justru terkurung hendak di luar. Saat terhimpit di luar justru dapat melihat ke bawah. Banyak menciptakan konsep militer yang diserap oleh A.H. Nasution. Bermamaklah kepada Simbolon dan Lubis.
Tan Malaka membuat kurikulum pendidikan anti kolonial. Basic renaisance Barat adalah mitologi yang tidak saintifik.Tugas generasi sekarang menyelesaikannya.Tan juga seorang guru mengaji. Agama paling rasional apa? Dijawabnya Islam. Misal ibunya sholat tahajud, sehingga sehat. Tan mengeritik Karl Marx dan Engel. Mengobati sakit pleuritisnya dengan mencari obat/ramuan dan sembuh. Ramuan itu disodorkannya ke Panglima Sudirman. Tapi Sudirman menolaknya. Perlu novel berikutnya. Beberapa kesenian Minang antara lain, Canang; Sipakrago; Pupui Batang Padi; Silat; Kaba; Tarian Si kere. Dalam debat Minang tidak ada kalah-menang.
Budiman Sudjatmiko
Novel ini sebagai wake up call bagi generasi kini.From zero to hero for humanity.1977 manusia dalam kemelut sejarah majalah Prisma. Kenal Soekarno; Tan Malaka; dan YB Mangunwidjaya. Tan sosok mengakar dan melangit.Yang paling siap jadi sosialis adalah orang Minang.Percaya 2 hal, (mencinta rakyat), yaitu percaya kepada ilmu pengetahuan dan organisasi.
Menjadi tindakan-tindakan pembebasan.Dialeksitas lokalitas dan univesalitas.Ada jembatan imaginerTan Malaka; Gus Dur; Sutan Sjahrir; adalah 3 tokoh yang bisa membumi dan melangit sekaligus. Berharap novel ini difilmkan agar generasi muda mengenal Tan.Aku berpolitik dan syaratnya banyak.Novel ini mengajarkan untuk menjadi manusia politik.
Linda Christanty
Yang menarik akhir abad 19 dan awal abad 20, sedang terjadi pembebasan.Terjadi dinamika politik antara Islam dan komunisme. Yang benturannya keras dan melahirkan peristiwa G30S.Kamu seorang Islam dan sekaligus Komunis.Novel ini menarik dan bermutu.Novel sejarah menarik karena adanya kekosongan/rahasia/misteri. Novel sejarah membebaskan pengarangnya menciptakan karakter rekaannya. Tapi harus hati-hati.
Menulis novel sejarah adalah interpretasi pengarangnya yang dilengkapi riset.
Siapa saja bisa menokohkan Tan Malaka di novelnya.Kontradiksi-kontradiksi, apa saja yang dialami sehingga menjadi kritis.Suwardi Suryadiningrat memberikan inspirasi bagi Tan untuk menjadi pemikir dan sekaligus bertindak.Istilah revolusi, merdeka 100% dan revolusi total.Basis perlawanan kepada penjajah adalah sosialis/komunisme yang berlatar belakang pesantren.Tan Malaka berjuang selama 30 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar