Waktu :
25 Februari 2016
Tempat :
Gedung Juanda 2, Kementerian Keuangan,
Jalan Wahidin Raya, Jakarta
Narasumber :
- Anggito Abimanyu (Chif Economist BRI)
- Poltak Hatradero (Bursa Efek Indonesia)
- Adelia Pratiwi (Chevening UK Scholarship)
"Dan diskusi ini membahas prospek ekonomi indonesia," urainya.
Adelia Pratiwi sebagai pembicara pertama menjelaskan bahwa xxxx
Finance adalah sesuatu yang sangat berbahaya bila kita tidak mampu memanagenya dengan baik. Misalnya krisis tahun 2008.
Baginya, Finance harus menuju pembangunan ekonomi. Kenapa ? Beberapa hal, misalnya share ekspor terhadap PDB sekitar 20 %, dan sektor keuangan Indonesia yang masih terus berkembang.
Adelia juga mengharapkan pasar modal untuk memperoleh pendanaan.
Menurut Poltak Hatradero, China adalah negara super power yang sedang bangkit.
Krisis tahun 2008 ditandai dengan kolapsnya Lehman Brothers, perusahaan besar yang sudah sangat tua. Kejadian tersebut membuat hilangnya kepercayaan satu sama lain, termasuk hilangnya kepercayaan pada Bank. Akhirnya terjadi rush, penarikan uang besar-besaran di bank. "Dan rush tersebut juga melanda sesama bank, sehingga mengakibatkan rendahnya likuiditas," lanjutnya.
"Amerika Serikat saja memerlukan waktu 100 untuk menghabiskan semen 6, 6 giga ton. Sementara China cuma memerlukan 3 tahun saja," katanya lagi.
Sementara pembicara utama, Anggito Abimanyu mengatakan bahwa Kementerian keuangan adalah penggerak ekonomi negara. Juga Merupakan episentrum kebijakan perekonomian. Baginya, bekerja di kementerian keuangan harus ahli dan berani.
Menurut survei, hanya 25 persen yang mau jadi birokrat.
Kementerian keuangan harus berani mengambil keputusan, bermental juara, semangat, yakin percaya, tidak cepat puas, serta tahu, mampu dan mau.
Menurut Anggito, selama 10 tahun tidak pernah cuti.
"Krisis harus dihadapi bersama-sama, tidak hanya kementerian keuangan," lanjutnya.
Slide Adelia Pratiwi :
Slide Poltak Hatradero :
Slide Anggito Abimanyu :
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar