Ajang Kreasi
Aplikasi Edukasi
Aplikasi Edukasi
Hackathon Educode 2015
Waktu :
12 -13 December, 2015
Tempat :
Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jl. Jend Sudirman, Senayan, Gelora, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 10270 (Samping FX Sudirman)
Data point yang bisa digunakan antara lain:
CSV, seperti yang diterangkan sebelumnya pada saat meetup (Sifatnya masih tentatif, dan ini akan diberitahukan kepastian bisa atau tidak digunakannya pada saat hackathon nanti)
Peserta diperbolehkan untuk mengambil data dari
www.data.go.id (selama relate ke pendidikan)
http://datadikdki.net/ (selama relate ke pendidikan)
http://www.bps.go.id/ (selama relate ke pendidikan)
http://data.worldbank.org/ (selama relate ke pendidikan)
Peserta diperbolehkan untuk mengambil data dari manapun (bebas selama relate ke pendidikan)
Tipe aplikasi yang diperlombakan:
Web/ Mobile Web Aplikasi Android/ iOS/ WP Games Konten Apapun selama bertemakan pendidikan
Kriteria Penilaian:
UI/ UX Design Usability Functionality Idea/ Concept Future Development Problem Solving Technical Architecture Fresh App (pada dasarnya aplikasi yang sudah jadi namun tinggal dipoles diperbolehkan untuk diperlombakan, namun nilainya pasti tidak akan sebesar aplikasi yang dibuat pada saat acara/ aplikasi yang dibuat start from scratch pada saat hackathon dimulai)
Apa saja yang harus dibawa pada saat lomba:
Obat-Obatan Pribadi
Dongle untuk backup akses data (ditakutkan bandwidth yang kami siapkan tidak mengakomodir peserta)
Apabila ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut silahkan menghubungi Rahmat dirahmat@dailysocial.net atau Arif di arif@dailysocial.net
Sambutan :
Ir Ari (Pustekkom)
Mendorong partisipasi publik untuk memajukan pendidikan. Untuk pertama kali Educode 2015 ini diselenggarakan. Hadiah pemenang I RP 30 juta. Hadiah pemenang II RP 20 juta.
Sambutan pembuka :
Menteri Pendidikan & Kebudayaan, Bapak Anies Baswedan
Peningkatan kualitas pendidikan secara moral merupakan tanggung jawab setiap orang terdidik. Interaksi antarpelaku pendidikan penting, tidak hanya sekolah, melainkan juga masyarakat. Oleh karena itu beliau mengundang peserta ikut urun rembug, turun tangan, dan berpartisipasi dalam memajukan pendidikan.
Disruptive innovation. Kita bikin terobosan menggunakan teknologi pendidikan. Beliau melihat Google Gallery di Paris. Ruang baru untuk melihat lukisan Van Gouh. Salman Khan membuat instrumen untuk membantu kemenakannya belajar matematika. Dulu guru menghabiskan banyak waktu di kelas untuk mengajar teori; kini dengan teknologi bisa secara one on one.
Pendidikan lebih luas dari persekolahan. Pelaku pendidikan bukan hanya guru. Tapi banyak termasuk media, pemuka masyarakat. Bagaimana masing-masing pelaku ini berinteraksi? Bagaimana caranya mengetahui guru kompeten? Apa pelatihan yang sudah didapat oleh guru? Yang ada persepsi atas suatu sekolah. Alokasi pendidikan APBN 2015 RP 400T. Eco system pendidikan ini banyak pelakunya. Pertanyaannya bagaimana mensinergikannya banyak pelaku? Kemendikbud menyediakan platform agar pendidikan terus maju dan berkembang.
Jadi membangun eco system adalah sangat mendasar. Kebiasaan membaca, hidup bersih. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Mengundang peserta untuk menyumbangkan pikiran untuk membuat program yang bisa mensinergikan pelaku eco system pendidikan. Kementerian perlu ditekan agar posisi tawar masyarakat meningkat; sehingga ada keseimbangan. Berikan penghargaan kepada guru yang pertama kali mengajar kita menulis. Agar eco system terbentuk dengan berbasis teknologi dan hidup.
Di perkotaan teknologi dianggap kemewahan; sedang di daerah terpencil teknologi adalah keharusan. Sektor pendidikan adalah aktivitas yang paling masif diantara kementerian yang ada.
Slide foto-foto selama acara |
Slide panitia :
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar