Diskusi Publik
INFID
& Dialog Kebijakan
INFID
& Dialog Kebijakan
Waktu :
Jumat, 11 Desember 2015.
Tempat :
Hotel Aryaduta, Jl Prapatan No 44-48, Jakarta Pusat
Laporan World Economic Forum di tahun 2015 menyebutkan tantangan utama pembangunan global yaitu semakin dalamnya jurang ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin, ketimpangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan maupun kesehatan, ketimpangan antara laki-laki dengan perempuan, juga ketimpangan lainnya.
Asia merupakan benua dengan percepatan kenaikan kekayaan kelompok 1% mencapai 25% dari percepatan global. Meskipun begitu, benua lain juga mengalami situasi serupa termasuk Negara-negara di BRICSAM (Brazil, Rusia, India, Indonesia, China, Afrika Selatan, dan Meksiko).
Narasumber sesi I |
Narasumber sesi I
- Dr. Bagus Takwin (INFID Indonesia)
- AK Kishore Singh (India)
- Adhermar S. Mineiro (Brazil)
- Fei Fei (Tiongkok)
Moderator :
Ati Nurbaiti (Jakarta Post)
Narasumber sesi II |
Narasumber sesi II :
- Malcom Maderman
- Regina Kiriutana (Rusia)
- Rahma Iryanti (Bappenas)
- Djoko Triharianto
- Iwa Abdul Rozak
Moderator :
Gadis Arivia
Sambutan :
Sugeng Bahagijo
Memperkenalkan colleague dari 7 lembaga dan EU. Sebelumnya meeting 3 hari di Bogor. Di Aryaduta adalah meeting terakhir. Emerging countries tumbuh tapi masih terjadi ketimpangan. Saling belajar dan mengambil manfaat darinya. Berharap peserta bisa bebas bicara secara jujur dan benar tentang tantangan dan opportunities.
Moderator terpilih dari Jakarta Post karena satu harian yang berbahasa Inggris. Bahkan berani memberitakan jumlah pajak yang dibayar presiden. Baru-baru ini kompas memberitakan di halaman depannya tentang kesenjangan ekonomi yang semakin meningkat. Penyelesaian kesenjangan apakah secara ekonomi atau secara politik?
Dr. Bagus Takwin (INFID Indonesia)
Mempresentasikan hasil survei ketimpangan sosial 2014 yang dilakukan awal 2015 (30 Jan-25 Maret 2015). Pajak yang disetor oleh orang kaya Indonesia masih terlalu sedikit. Memperjuangkan resiprositi agar orang kaya merasakan manfaat dari setoran pajak mereka, dengan kebijakan pemerintah , sehingga kemauan membayar pajak diharapkan akan meningkat.
AK Kishore Singh
Inequality In India and Policies. Penduduk India 1250 Juta, 35% nya dibawah garis kemiskinan. Lebih dari 100 juta keluarga dari total 240 juta keluarga kurang makan. Jeleknya fasilitas pendidikan. Kematian usia dini 34% Kesenjangan antar negara bagian, antar kasta, antar pemeluk agama. 100 juta keluarga berpenghasilan kurang 5000 INR /bulan. Sepertiga keluarga di daerah pedesaan tidak memiliki lahan pertanian. India mempunyai kebijakan dan peraturan yang sangat baik, tapi penerapannya sangat buruk yang menyebabkan terjadinya ketimpangan.
Adhermar S. Mineiro Brasil.
85% penduduk Brazil hanya menempati 5% total wilayah Brasil. Pada masa kediktatoran 1960-1990 indeks Gini di Brasil cenderung meningkat, kemudian setelah itu cenderung menurun. Tahun ini Brasil mengalami resesi, namun angka kejahatan di Rio de Janeiro menurun drastis.
Sibulele (Afrika Selatan)
10% penduduk terkaya Afrika Selatan menguasai 68% total kekayaan. Kepemilikan tanah didominasi oleh pria di Afrika Selatan karena secara budaya/tradisional pemimpin adalah pria. (Fei Fei Tiongkok) Terjadi urbanisasi di Tiongkok, penduduk pedalaman berpindah ke kota karena produksivitas dan harga produk pertanian yang rendah.
Malcom Maderman (Afrika Selatan)
Ada kesenjangan pendapatan yang mencolok antara orang berpenghasilan rendah vs yang berpendapatan tinggi. Yang berpengaruh terhadap akses kesehatan, pendidikan, harapan hidup; khususnya kaum wanita. Pengeluaran pemerintah sebaiknya difokuskan pada sektor pendidikan, kesehatan dan layanan dasar.
Regina Kiriutana (Rusia)
Cuti ibu yang melahirkan di Rusia enam bulan.
Rahma Iryanti (Bappenas)
Target menurunkan indeks Gini dari 0,4 di 2015 menjadi 0,36 di 2019. Penyebab kesenjangan adalah keterbatasan rumah tangga miskin terlibat dalam proses pembangunan, dan aktivitas ekonomi dan pasar tenaga kerja.
Ada 3 Strategi pembangunan 2015-2019, yakni pembangunan manusia, sektor unggulan, pemerataan. ILO 100 "Equal Employment Opportunity" telah ditanda tangani oleh pemerintah Indonesia.
Djoko Triharianto (Kemenkeu)
Anggaran Berkeadilan Gender.
Iwa Abdul Rozak (Migrant Care)
"Penurunan Ketimpangan dari Perspektif Buruh Migran". Persoalannya adalah komodiikasi migrasi; dikotomi formal - informal. Ketimpangan Gender Dalam Migrasi yaitu dikotomi formal - informal PRT. Perlakuan negara thd buruh migran jelek sekali, padahal mereka "pahlawan devisa".
Ahmad Maftuchan (Perkumpulan Prakarsa)
1,2 juta penduduk miskin DKI. 96% sulit mengakses air bersih dan sanitasi. Moderator Gadis Arivia Pemenuhan basic right, negara melindungi masyarakat bawah.
Slide foto-foto selama acara |
Slide Ahmad Maftuchan :
Slide AK Kishore Singh :
Slide Djoko Triharianto :
Slide Dr_ Bagus Takwin :
Slide Rahma Iryanti :
Slide Regina Kiriutana :
Slide Sibulele :
Beberapa Slide Lain :
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar