Diskusi Media
"Minim Antisipasi,
Tingkat Kerawanan Pilkada
di Papua Meningkat”
Tingkat Kerawanan Pilkada
di Papua Meningkat”
Waktu :
Minggu, 6 Desember 2015
Tempat :
Kedai Kopi Deli, Jl. Sunda No. 7. Menteng. Jakarta Pusat
ULASAN :
Tahapan pelaksanaan pemungutan suara pilkada di Papua yang tinggal hitungan hari semakin menuntut kejelasan kesiapan dari penyelenggara. Dengan tingkat kerentanan konflik di Papua yang tinggi, berpeluang dimanfaatkan oleh pihak yang tidak puas dengan hasil pilkada nantinya.
Narasumber :
- Heroik Pratama (Peneliti Perludem)
- Kholilullah (Peneliti Perludem)
- Peneliti PRC YLBHI
Penyelenggara :
Perludem (Perkumpulan Pemilu Dan Demokrasi)
Cp. Kholilullah P (081360022070)
Cc Heroik Mutaqin Pratama Kholil Kun
Didik S
Berharap pemerintah memperhatikan Pilkada di Papua, karena terjadi korban nyawa. Pilkada di Kerom (kab perbatasan dekat Jayapura) area paling panas di Papua. Mayoritas non Papua. Konsentrasi pengamanan di Kerom. Kalau terjadi masalah akan merembet ke Jayapura. Saat aparat konsentrasi di Kerom, kerawanan di 10 daerah lain bisa terjadi.
Heroik Pratama
Ada 11 kabupaten di Papua dan 9 pilkada di Papua Barat. Papua merupakan titik rawan di pilkada. Ada 14 titik rawan, antara lain Jayapura, Fasilitas umum dirusak/dibakar.
Di Yahukimo Bentuk kearifan lokal menggunakan noken di beberapa daerah Papua. Noken untuk pemungutan suara.
Ada 5 fungsi noken, antara lain sebagai kotak suara, pengganti paku dan instrumen representasi.
Yahukimo saja yang masih akan menggunakan noken di pilkada 9 Desember 2015. Mendesak penyelenggara Pemilu untuk bekerja dengan baik dan benar. Agar demokrasi dapat berjalan dengan baik sesuai jurdil, terbuka dan aman.
Kholilullah
Melihat Papua dengan spektrum luas. Bisa mengancam suksesnya pilkada secara nasional. Jangan sampai konflik menjadi triger. Di Papua hampir semua persiapan bermasalah. Dari 11 daerah hampir seluruhnya bermasalah, kecuali wilayah Asmat. Kita harus memberikan perhatian serius. Masalah persiapan produksi logistik. Ada ribuan surat suara rusak di 8 kabupaten. Waktu tinggal 3 hari lagi, pertanyaannya waktu produksi di Makassar, sortir, pengiriman apa bisa tertangani dengan baik. Yang paling bermasalah produksi surat suara di Yahukimo, Bintang, Nabire. Hampir di semua daerah distribusi logistiknya bermasalah.
Bulan Desember curah hujan tinggi agak sulit dijangkau dengan pesawat. Belum tentu pesawat bisa terbang karena cuaca (ada badai). Bisa terjadi pilkada 9 Desember tidak terlaksana di beberapa daerah Papua. Kesiapan logistik dan distribusi logistik menguatirkan. 5 Oktober - 6 Desember persiapannya.
Potensi kekerasan di Boven Digul; 22 Nopember 2015 terjadi pemukulan terhadap petugas KPU. Sampai sekarang belum ada penegakan hukumnya. Pernah terjadi bentrok fisik di Nabire. Karena pemasangan atribut kampanye. Kekerasan tidak diantisipasi dengan baik oleh aparat. Penembakan aparat TNI di Mamberamo. Alat-alat kebudayaan masih dibawa seperti panah, tombak, senjata tajam, saat berkampanye. Sumber daya aparatur keamanan msh minim. Misal Boven Digul, Nabire, Aparat keamanan perlu memikirkan ulang jumlahnya.
Pelanggaran peraga kampanye di Nabire, Ada penambahan jumlah calon pemilih (DPT) 45.000 orang di Nabire. Juga terjadi Mamberamo Raya sebanyak 24.000 orang. 5,3% pertubuhan penduduk di Papua menurut BPS. Selalu ada masalah yang harus diputuskan MK. Bisa jadi komoditi politik.
Rekomendasi :
1. Pendampingan intensif dan serius kepada KPU setempat. Keterbukaan informasi KPU RI memberi dampak positif. Agar maju ke
2. Polri perlu bekerja lebih keras. Karena jumlahnya masih kurang.
3. Fasilitator damai. Meredam di awal. Melibatkan Tokoh agama dan pemuka masyarakat. 4. Penegakkan hukum harus dilakukan.
5. KPU harus memperluas pemantauannya. Agar ada early warning sistem.
6. Mengutamakan kepentingan umum. Keamanan.
7. Masyarakat dan pemilih pro aktif.
Slide foto-foto selama acara |
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar