Festival Islam Cinta
Waktu :
Rabu, 03 Juni 2015, 08:00-22:00
Tempat :
Auditorium UIN Jakarta. Jl. Ir. Juanda No. 55. Ciputat. Jakarta
09:00-10:30
Seminar Islam Cinta
Pembicara :
- Prof. Dr. Mahfud MD
- Prof. Dr. Komaruddin Hidayat
- Moderator:
- Zaskia Adya Mecca
10:30-12:00
Talkshow Islam Cinta
Islam Dalam Bingkai
Keindonesiaan dan Kemanusiaan
Bersama :
- Achmad Syafii Maarif
- Garin Nugroho
13:10-15:00
Launching Buku
Pembicara :
- Anies Baswedan, Ph.D.
- Putut Widjanarko, Ph.D.
- Didi Kwartanada
Moderator:
Baiquni
15:10-16:00
Launching Buku 2
Pembicara :
- Dr. Haidar Bagir
- Candra Malik
16:00-17:00
Konser Islam Cinta
Bersama :
- Yana Yulio
- dan Ratih Sanggarwati
18:30-19:00
Karawitan Postar
19:00-22:00
Talkshow Film Angklung
Pembicara :
- Hanung Bramantyo
- Gangsar Sukrisno
- Salman Aristo
- Surya Saputra
- Chintya Lamusu
- Tissa Biani
ULASAN :
Festival Islam Cinta 2015 diselenggarakan dalam memperingati ulang tahun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang ke 58.
Prof. Dr. Mahfud MD menyampaikan bahwa bernegara artinya berkobstitusi. Indonesia adalah negara kebangsaan. Politik hukum nasional menerima hukum dalam rangka toleransi.Agama Islam sebagai penumbuh kasih sayang jangan dipertentangkan dengan agama lain tapi toleran terhadap perbedaan.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat menyebut antara sejarah Islam dan peradaban Islam, serta hubungan agama dan kebudayaan. Dalam mempelajari Islam kita jangan cenderung melihat ke belakang, tapi kita perlu melihat kedepan demi kemajuan peradaban.
Irfan Idris (BNPT) mengemukakan Islam Indonesia yang ramah bukan Islam yang marah; Islam Indonesia yang merangkul bukan memukul; Islam Indonesia yang jihad bukan Islam yang jahat: Islam Indonesia yang mencintai bukan Islam yang membenci.
Alwi Shihab berujar Muslim sejati adalah umat yang mencintai Allah dan dicintai Allah. Islam tidak membenarkan : fanatisme agama; pengkafirman umat agama lain dan anti kekerasan. Islam Indonesia adalah Islam yang sejuk (rahmatan lil alamin).Cinta tidak dapat didefinisikan tapi dirasakan.
Achmad Syafii Maarif menjelaskan perbedaan politisi dengan negarawan.Saat ini kita kebanyakan politisi yang cerdas otak tapi tidak cerdas hati.Demokrasi kita tertatih-tatih kalau politisi kita tidak mau naik kelas.Menurut beliau posisi manusia sama di mata Tuhan. Bumi bukan hanya untuk orang beriman.Dia menyebut perbedaan garam dan gincu/lipstick; garam meski tidak tampak pada masakan tapi terasa asin.Beliau mengatakan agama bukan untuk Allah tapi untuk umat manusia.
Slide foto-foto selama acara |
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar