Diskusi
Energi Kita
"Tata Kelola Batubara Yang Ideal"
"Tata Kelola Batubara Yang Ideal"
Waktu :
Minggu, 24 Mei 2015
Tempat :
Bumbu Desa Cikini,
Jl Cikini Raya No. 72, Jakarta Pusat
Pembicara:
- Disan Budi Santoso (Perhimpuna Ahli Pertambangan Indonesia)
- Hendrik Siregar (Koordinator Jaringam Advokasi Tambang)
- Kardaya Warnika (Ketua Komisi Energi DPR RI)
Moderator :
Kabul Budiono (RRI)
ULASAN :
Batubara sekedar sebagai penghasil pendapatan bagi negara dan batubara belum dianggap komoditi vital. Batubara merupakan salah satu penunjuk adanya eksistensi kedaulatan energi dan ketahanan energi bagi Indonesia. Kita menjual batubara sebagai energi murah, dilain pihak kita mengimpor energi dengan harga yang mahal (minyak mentah dan LPG).
Pemerintah saat ini masih memberikan subsidi atas penjualan minyak tanah, solar dan LPG (RP 55 Triliun).
Penambangan batubara juga merusak lingkungan dan merubah iklim. Belum lagi biaya reklamasi bekas tambang batubara.
Akan ada penghematan kalau batubara dipakai untuk menggantikan minyak tanah dan LPG, dan sekaligus dapat meningkatkan daya saing kita.
Di Tiongkok saat ini sumber energi berasal dari batubara (70%), BBM 30%.
Begitu juga Vietnam dan Thailand menggunakan batubara sebagai sumber energi utama.
Batubara indonesia adalah yang terbersih di dunia karena kandungan sulfur dan abunya terendah.
Beliau usul agar pemerintah membentuk Direktorat Hulu Batubara.
Hendrik Siregar (Koordinator Jaringam Advokasi Tambang) menyatakan seharusnya batubara lebih dibutuhkan oleh rakyat indonesia daripada diekspor; demi meningkatkan produktivitas rakyat.
Beliau mengatakan tata kelola (perijinan, UU pertambangan, administrasi, perijinan kehutanan) batubara saat ini belum ideal.
Cadangan batubara kita akan habis dalam 30-40 tahun.
Beliau mengusulkan penggunaan sumber energi yang terbarukan. Misal tenaga angin, air, sinar matahari.
Kardaya Warnika (Ketua Komisi Energi DPR RI) menyampaikan bahwa banyak hal yang harus dilakukan dalam tata kelola batubara yang baik.
Batubara terkait: sebagai sumber energi; sebagai sumber daya alam; dan sebagai komoditi pertambangan.
Kita selama ini berparadigma kaya sumber energi padahal tidak demikian; cadangan BBM hanya 0,2% cadangan BBM dunia; cadangan batubara kita hanya sekitar 0,5-0,6% cadangan batubara dunia.
Pada tahun 2019 kita akan mengalami defisit energi yang akut. Beliau mengusulkan menyetop ekspor batubara. Dan menggunakannya sebagai sumber energi utama di dalam negeri.
Beliau mengusulkan optimalisasi keragaman sumber energi yang kita miliki
Slide foto-foto selama acara |
Press Release :
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar