Diskusi Panel 1.3
Mainstreaming Isu-isu Reformasi Birokrasi
sebagai Agenda Pemberitaan Media Massa
Waktu:
9 September 2014
Lokasi:
JS Luwansa, Jakarta
Pembicara:
- Arief Zulkifli (Pimpinan Redaksi Majalah TEMPO);
- Bambang Setiawan (Peneliti Utama Litbang Kompas);
- Dadan S. Suharmiwijaya (Wakil Direktur Eksekutif Jawa Pos Institute Pro Otonomi)
- Eko Maryadi (Ketua Umum AJI).
Bambang Setiawan berpendapat bahwa masyarakat sudah merasakan kebebasan pers.
Bicara soal kontrol pada pers, Bambang mengatakan bahwa kontrol dari masyarakat lebih sadis daripada oleh negara, berbeda dengan masa Orde Baru.
"Suara masyarakat makin dilibatkan dalam kebebasan pers, terutama terkait dengan bagaimana mengkritisi pemerintah maupun lembaga-lembaga pemerintah, ujar Bambang yang Peneliti Utama Litbang Kompas ini.
Sementara Arif Zulkifli mengatakan bahwa jaman Orde Baru, media sudah mendapat informasi, berbeda dengan jaman reformasi yang mudah mendapatkan informasi. "Yang susah adalah memverifikasinya," kata Arif.
Pemimpin Redaksi Tempo ini mengatakan bahwa Tempo memilih jurnalisme investigasi sejak tahun 80 an, karena menyadari bahwa Tempo tidak akan bisa bersaing dengan media-media lain lebih cepat memberitakan informasi.
Arif menekankan bahwa Tempo memilih kedalaman berita daripada kecepatan berita itu diberikan pada masyarakat.
Eko Maryadi dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengatakan bahwa sejak kelahirannya AJI memang sudah menekankan pada wartawan yang anti amplop. AJI mengadakan kampanye tolak suap. " AJI mengadakan diskusi-diskusi, road show ke media-media seluruh Indonesia dan memperkenalkan apa itu konsep anti suap, tolak amplop, tolak sogok," terang Eko. "Pada dasarnya wartawan Indonesia harus bekerja independen" lanjutnya.
Slide foto-foto selama acara |
VIDEO ACARA :
http://www.youtube.com/watch?v=jY9u711c4TY
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar