Diskusi Panel Budaya Maritim
Seri Kesebelas
Seri Kesebelas
“Pengembangan Dan Perberdayaan
Masyarakat Maritim”
Waktu:
Sabtu, 13 September 2014,08.00 – 12.55 WIB
Tempat:
Sultan Hotel, Asean Room, Jl. Gatot Subroto, Jakarta, 10270
Pembicara 1 : DR. Ir. Son Diamar, MSc
Pembicara 2 : DR. Chandra Motik Yusuf, SH, MSc
Pembicara 3 : Susi Pudjiastuti (PresDir Susi Air).
Menurut Susi Pudjiastuti kegiatan di dunia perikanan adalah entrepreneurship atau kewirausahaan. "Semestinya pemerintah membinanya" ujar Susi.
Dia mempertanyakan harga jaring di Singapura yang seperlima harga jaring di Jakarta.
Susi sudah sejak lama tidak memakai Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam dunia perikanan. "Saya percaya bahwa subsisi BBM terbesar jatuh pada para pencuri ikan," lanjut Presiden Direktur Susi Air tersebut.
Susi bahkan percaya bahwa nilai-nilai perikanan dan maritim Indonesia jauh lebih besar daripada Migas sebagai sumber devisa negara.
Sementara DR. Ir. Son Diamar, MSc menghendaki supaya di dalam negeri memakai kapal Indonesia.
Bagi Son, Indonesia bukan hanya negara terluas di laut, tapi juga di darat. Sebaiknya bicara soal maritim "dua-dua saja, kita kaya di darat maupun di laut," ujarnya.
Menurut Son, 40 persen perdagangan dunia melalui Indonesia. "Masa kita hanya nunggu saja melihat kapal-kapal hilir mudik di laut Indonesia ? Harusnya Indonesia menjadi pusat industri dan perdagangan global," lanjutnya.
Ir.Son mengibaratkan Indonesia seperti jembatan Semanggi di Jakarta.
Pembicara lainnya yakni DR. Chandra Motik Yusuf, SH, MSc menjelaskan bahwa ongkos tinggi dalam pelayaran di Indonesia menurutnya adalah tidak layaknya kapal-kapal yang berlayar. "Kapal itu musti layak laut, kalau kapal tidak layak laut, dia tidak boleh berlayar," tegas Chandra.
Menurut Chandra, dalam Hukum Maritim, ada 2 kelompok besar, yakni hukum maritim bersifat perdata, dan hukum maritim bersifat publik.
Slide foto-foto selama acara |
VIDEO ACARA :
http://www.youtube.com/watch?v=Il0BGEkhg4k
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar