Diskusi Bulanan Institut Peradaban
"Fenomena Jokowi pada Pilpres 2014"
Waktu:
Rabu, 20 Agustus 2014 pkl 13:30,
Lokasi:
di Wisma Intra Asia Jl Soepomo 58 Tebet Jaksel.
Pembicara:
- Prof. Dr. Bambang Pranowo,
- Dr. Peter Carey,
- Dr. Nurhadiantomo.
Ichsan Loulembah
Bambang Pranowo mengatakan bahwa berkaitan dengan kewirausahaan, ada etika di Jawa.
"Ada konsep tentang setia, jujur, sabar, hemat," kata Bambang.
Menurut Bambang, itulah struktural dimana jokowi tumbuh dan berkembang.
"Jokowi selalu menjaga kedekatan dengan rakyat, menurut Bambang lagi.
Menjawab pertanyaan,Bambang mengatakan bahwa orang Jogja kawin dengan orang Jogja bukan berarti (diangggap) orang jawa.
Kata Bambang, ada 3 "ngo" dalam budaya Jawa, yakni
- ngalah
- ngalih (pindah)
- ngamuk
Bagi Bambang, sejauh kapan Jokowi akan bisa bertahan, tergantung sejauh mana Jokowi bisa melakukan "ngalayani, ngayomi,dan ngayemi."
Ichsan sang moderator menambahkan bahwa yang membedakan Jokowi dengan pemimpin indonesia sebelumnya adalah bahwa Jokowi tidak berasal dari pusaran kekuasaan.
Menurutnya, bagi demokrasi sekarang popular vote sangat penting. Dimana pemilih di jawa paling banyak.
Menurut Nurhadiantomo, keadilan substantif adalah keadilan yang sesuai rasa keadilan masyarakat.
Dia berharap Institut Peradaban bisa menyimpulkan sosok akhir masyarakat apakah yang dituju. Apakah masyarakat madani, atau demokrasi.
Nurhadiantomo berharap agar gaya-gaya Jokowi menjadi gaya-gaya politik di Indonesia, yaitu politik kejujuran.
"Mitologi sama pentingnya dengan teknologi, kata Nurhadiantomo lagi
Peter Carey menyatakan bahwa situasi sekarang mengharapkan pemimpin yang bisa memanfaatkan kekayaan negara.
Slide foto-foto selama acara |
VIDEO ACARA :
http://www.youtube.com/watch?v=wp9INNrKdjo
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar