Nama Nurcholis Madjid begitu penting dalam dunia pluralisme di indonesia. Dan sembilan tahun haul beliau kembali dirayakan. Acara Sembilan Tahun Haul Cak Nur dan launching buku "Cak Nur, Sang Guru Bangsa dan Aplikasi Al-Madjid" berlangsung Wisma Antara, Jakarta Pusat, Jumat (29/8). Acara tersebut diadakan untuk mengenang sembilan tahun wafatnya Cak Nur yang telah banyak memberi kontribusi bagi bangsa Indonesia melalui warisan ide-ide dan pemikirannya.
Peluncuran Buku ''Cak Nur, Sang Guru Bangsa'' tersebut adalah karya M. Wahyuni Nafis, . Wahyuni Nafis adalah kader Cak Nur, dan tekun menulis, selain mengajar. Acara dibuka oleh Mbak Omi Komaria Madjid yang sangat hangat dan dekat dengan para intelektual,mahasiswa dan kaum muda serta masyarakat urban yang umumnya mengagumi cita-cita pergerakan dan perjuangan Cak Nur yang semasa hidupnya sahaja dan baik kepada kaum lemah. Dalam acara itu juga, disampaikan orasi oleh Prof Amin Abdulah. Beliau menuturkan bahwa Nurcholish Madjid sebagai cendekiawan Muslim, dengan aktivisme intelektualnya telah membentuk diskursus dan mempengaruhi jalannya Islam, kebangsaan dan modernisasi di Indonesia. Cak Nur juga berpengaruh kuat dalam tataran wacana Islam dan politik era Orba maupun reformasi dewasa ini. Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga mengatakan bahwa wacana peradaban dan pluralisme, serta demokrasi dan reformasi politik Indonesia pada awal abad 21, sangat dipengaruhi artikulasi dan pemikiran Cak Nur.
Amin Abdulah menuturkan, Cak Nur melahirkan pemikiran bahwa bangsa kita bisa maju tanpa meninggalkan, bahkan berpegang pada tradisi budaya masyarakatnya. Dengan perkataan lain, modernisasi itu bukan bebas nilai (value-free), melainkan sarat nilai (value-ladden). Wacana itu menghilangkan resistensi umat Islam terhadap program modernisasi Orde Baru, bahkan menimbulkan patrtisipasi melalui pendekatan sosio-ultural. ''Kini ummat Islam bergerak maju ke dalam arus modernisasi, demokrasi, pluralisme dan kesetaraan,'' ujarnya. "Cak Nur, juga mendorong gerakan Islam memasuki wilayah civil society, dengan program-program the idea of progress di tingkat masyarakat," kata Amin lagi.
Tampak hadir merayakan acara itu para kader Cak Nur dan tamu undangan antara lain Pak Try Sutrisno (mantan wapres), Budhy Munawar Rachman, mantan gubernur BI Arifin Siregar, Neng Dara, Tatat Rahmita, Agus Abubakar, Solikin, St Sularto, Ichsan Ali Fauzi,Herdi Sahrasad, Prof Komarudin Hidayat, Elza Peldi Taher, Denny JA, Ulil Abshar , Yudi Latif, Sulastomo, dan rekan-rekan Cak Nur lainnya.
Lokasi: Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki, Jakarta
Digelar karya seni dan kriya Masyarakat Adat dari berbagai daerah: (1) pesta kuliner tradisional (toraja, batak, dayak, kulawi, sunda, melayu, pamona) (2) Exposure peta wilayah adat, (3) Panggung seni (musik dan tari), (4) aneka bengkel budaya/workshop (topeng, cukil, ukiran, anyaman) (4) Pemutaran dan diskusi film (Mama Malind su Hilang, Tetua/Elders (5) Pameran foto ( Adrian Mulya, Sigit D Pratama, Alexa dll) (6) Pameran karya rupa yang akan didukung para pekerja seni (perupa) Dolorosa Sinaga, TARING PADI, Alit Ambara (Nobodycorps Internationale Unlimited), Galis Agus Sunardi, Asdem Lebang, Desti Trisno Angga, Yayak Yatmaka, dan Andreas Iswinarto (Galeri Rupa Lentera di Atas Bukit). *Gratis tiket masuk Peserta dapat membeli aneka kerajinan masyarakat adat dari berbagai pelosok nusantara
ULASAN: Seni Grafis dalam seni rupa bukan merupakan satu bentuk seni yang
digemari, tidak hanya oleh para perupa namun juga kurang diminati oleh
para kolektor. Namun, penggiat seni grafis selalu ada dan tetap berusaha
berkarya.
Proses menyiapkan medium batu untuk melukis
Salah satunya adalah pegrafis Sri Maryanto, yang pada
pameran tunggal kali ini mengambil tajuk Sprechender Stein (Batu yang
Berbicara).
Seni Grafis Lithography merupakan salah satu teknik
yang sulit dalam seni grafis karena menggunakan medium batu sebagai alat
cetak. Teknik ini dikembangkan sejak 1798 oleh Alois Senefelder yang
mengganti medium kertas dari teknik cetak dasar ke batu yang pada saat
itu ditambang di daerah Solnhofer sehingga batu tersebut diberi nama
Solnhofer Stein.
Berangkat dari teknik Lithography yang
digunakan, maka Sri Maryanto mencoba berbicara lewat karya-karyanya yang
figuratif. Puluhan karya diatas kertas yang dipamerkan akan mengangkat
berbagai macam peristiwa yang lekat dengan kehidupan pribadinya.
Waktu: 28 Agustus, 08.30 – 16:00 Lokasi: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Ruang Graha Utama lt. 3. Gedung Ki Hajar
Dewantara. Jl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta Selatan. Sesi Bahasa : “Menghadang Potensi Konflik Bangsa; Welas Asih / Cinta Kasih sebagai Pendekatan Perdamaian dalam Kebhinekaan Indonesia”
Sambutan: Kacung Marijan (Dirjen PDK)
Nara sumber:
Ida Pedande Tianyar Sebali: Dharma untuk Kemanusiaan (Parisada Hindu Dharma);
Rusli: Tali Kasih Lintas Kepercayaan (Walubi);
Slamet Efendi Yusuf: Agama Payung Peradaban Manusia (MUI/NU);
Romo Ismartono: Damai dalam Keberagaman (Katolik);
Pendeta Albert Patty: Kasih dalam Hubungan dengan Sesama Manusia Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Moderator: Pendeta Yohanes Victor Rembeth (Humanitarian Forum Indonesia)
Slide foto-foto selama acara
VIDEO SESI-1
http://www.youtube.com/watch?v=KOhXhKAgzIU
English Session: “Design Peacefull Relationship among Asian Countries trough Humanitarian Mission”
Keynote Speaker: DR. Anies Baswedan : Generating Peace Tradition with Inclusive & Humane Education
Resource persons:
Asian Moslem Action Network: Brother Sobur:Understanding of Asian humanitarian network
APR MOP (Asia Pacific Regional Messenger of Peace) Coordinator,Mr. S. Prassanna Srivastava : Messenger of peace in Asia Pacific
The Jakarta Post: Bpk. Endi Bayuni : Equal journalism in conflict nation
Humanitarian Forum Indonesia / Muhammadiyah Disaster Management Centre, Mrs. Rahmawati Husein : Psych rehabilitation trough caring our stray companion
Moderator: Arie Rukmantara (Kwartir Nasional Pramuka)
Waktu: Rabu, 27 Agustus 2014,19.00–21.00 WIB Tempat: Freedom Institute, Jakarta Penyelenggara: Komunitas Bambu bekerja sama dengan Freedom Institute Nara sumber: 1. Saleh A. Djamhari (Penulis buku Strategi Menjinakkan Diponegoro); 2. Peter B. R. Carey (Ahli sejarah dari Trinity College Oxford).
Moderator: Danang Wahansa (Editor buku Strategi Menjinakkan Diponegoro)
“Kajian Pilpres 2014 : Menuju Pemilu Yang Lebih Baik”
Waktu: Rabu, 27 Agustus 2014, 12.00 – 15.00 WIB Tempat: Ruang Rapat - Elections MDP - UNDP Gedung Graha Mandiri Lantai 21. Jl. Imam Bonjol No 61, Jakarta Pusat.
Nara sumber:
Prof. Ramlan Surbakti (Praktisi Pemilu);
Nur Hidayat Sardini (Anggota DKPP).
Moderator: M. Ichsan Nurbudi (UNDP).
Sambutan: Siri (Kementerian PPN/Bappenas).
Sistem perwakilan pengambilan suara yang di Papua dsebut noken menurut Nur Hidayat Sardini layak dikoreksi. Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini mengatakan bahwa di Papua pun tak seluruhnya menggunakan sistem tersebut. "Ini juga disuarakan Natalius Pigay, " kata Nur lagi. Pigay adalah figur dari Papua yang merupakan komisioner Komnas HAM. Namun demikian, Nur menilai bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah bekerja dengan cukup baik di Pemilu kali ini.
Namun bagi Ramlan Surbakti, noken tersebut potensial dimanfaatkan oleh elite tertentu untuk kepentingan sendiri. Persoalan terkait noken pun masih muncul dalam Pemilu tahun 2014 ini. "Noken itu menurut saya juga harus diubah, di pegunungan ada yang tidak (menggunakan sistem) noken bisa (Pemilu berjalan)," kata Praktisi Pemilu tersebut. Menurut Ramlan, mekanisme pemilihan di Pemilu melalui perwakilan tokoh atau figur di Papua yang disebut noken dinilai layak diubah. Pasalnya di sejumlah daerah yang dianggap cukup terpencil, sistem pemilihan langsung dilakukan oleh pemilih terbukti bisa dilakukan.
Waktu: Senin, 25 Agustus 2014,13.30 - 15.00 Tempat: Kantor Operasional BP REDD+,Gedung Mayapada Tower II, lantai 14, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 27
Sambutan: Dodi dan Koni (Badan Informasi Geospasial).
Nara sumber: Riska (Badan Informasi Geospasial)
Jakarta, 25 Agustus 2014 – Badan
Informasi Geospasial (BIG) hari Senin di Jakarta meluncurkan aplikasi pemetaan
partisipatif. Aplikasi yang dirancang dengan antarmuka (interface)yang sangat ramah pengguna (user friendly) ini,
diharapkan dapat mengundang partisipasi dari segenap masyarakat untuk secara
independen memetakan lingkungan mereka.
“BIG mendorong partisipasi
masyarakat untuk secara independen memetakan lingkungan mereka. Elemen yang
ditampung melalui aplikasi ini akan diverifikasi dan dimanfaatkan sebagai
bagian dari dataset resmi Pemerintah,” kata Kepala BIG Asep Karsidi.
Inisiatif pemetaan partisipatif ini
antara lain bertujuan untuk membangun peta yang memiliki kewenangan (authoritative)
untuk klaim tanah di lahan hutan melalui analisis geospasial inovatif. BIG
telah menyusun protokol dan prosedur untuk pemetaan partisipatif, untuk memastikan
kompatibilitasnya dengan Gerakan One Map.
Badan Pengelola REDD+ (BP REDD+)
menyambut baik peluncuran ini sebagai salah satu upaya yang transparan dan
melibatkan partisipasi masyarakat dalam menyukseskan Gerakan One Map. Dengan demikian BP REDD+ merasa
terhormat menjadi tuan rumah peluncuran ini yang sekaligus menandai kerjasama
strategis antara keduanya.
“Partisipasi mayarakat adalah salah
satu kunci keberhasilan gerakan REDD+, sedangkan gerakan One Map adalah pembangunan infrastruktur untuk kebutuhan tersebut. Baseline yang kuat dan perencanaan tata
ruang yang tepat memastikan integritas kebijakan publik dimana unsur
keterbukaan membuat peta ini menjadi efektif untuk digunakan,” tutur Kepala BP
REDD+, Heru Prasetyo.
“Aplikasi ini terbuka untuk segenap
masyarakat, dan karenanya diharapkan masyarakat adat juga dapat menggunakannya
semaksimal mungkin untuk memetakan wilayah adatnya,” lanjut Heru.
Aplikasi yang diluncurkan hari ini
adalah versi beta yang diharapkan menjadi umpan balik dari masyarakat yang dapat
membantu proses penyempurnaannya secara kontinu. Inisiatif ini erat hubungannya
dengan usaha pemerintah untuk mempercepat pengukuhan batas administrasi dan
batas Kawasan Hutan. Aplikasi ini dapat diakses melalui
http://petakita.ina-sdi.or.id
One Map ini sejalan dengan tugas BP
REDD+ dalam membantu Presiden dalam melaksanakan tugas koordinasi,
sinkronisasi, perencanaan, fasilitasi, pengelolaan, pemantauan, pengawasan
serta pengendalian REDD+ di Indonesia, termasuk pemetaan dan pelaksanaan program
hutan adat di Indonesia.
Waktu: Senin, 25 Agustus 2014, 09.00 WIB. Lokasi: Auditorium LIPI, Jl. Gatot Subroto Kav.10 Jakarta
Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) menggelar dua perhelatan besar sebagai rangkaian
perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-47 pada tahun ini. Perhelatan
akbar itu adalah Sarwono Prawiroharjo Memorial Lecture (SML) XIV dan
pemberiaan Penghargaan Sarwono Prawirohardjo (Sarwono Award) XIII.
Penyelenggaraan SML XIV memberikan tempat terhormat bagi Prof. dr. Fasli
Jalal, Ph.D, SpGK (Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN)) untuk menyampaikan orasi ilmiah. Orasi tersebut
bertajuk “Bonus Demografi: Tantangan Penelitian untuk Pengabdian dalam
Pembangunan Negeri dan Bangsa”. Sedangkan, penerima penghargaan Sarwono
Award XIII dianugerahkan kepada Prof. Dr. Sri Widiyantoro, seorang ahli
geofisika/seismologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture
(SML) dan Penghargaan Sarwono Prawirohardjo merupakan kegiatan keilmuan
LIPI yang diselenggarakan setiap tahun dalam puncak acara Hari Ulang
Tahun LIPI yang jatuh pada tanggal 23 Agustus. Selain itu, dua kegiatan
tersebut juga merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa Prof. Dr.
Sarwono Prawirohardjo (almarhum) sebagai Bapak Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia sekaligus Ketua Pertama LIPI.
Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim mengatakan, penyelenggaraan SML dan Sarwono Award
merupakan bagian dari tradisi LIPI sebagai lembaga keilmuan yang
terkemuka di Indonesia. “Kami berupaya untuk peduli terhadap prestasi
ilmiah dan dedikasi anak bangsa dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
baik pada aras nasional maupun internasional melalui penyelenggaraan
kegiatan tersebut,” tandasnya.
Lukman
menuturkan, orasi ilmiah SML XIV kali ini disampaikan oleh Prof. dr.
Fasli Jalal, Ph.D, SpGK. “Ia terpilih karena dinilai memiliki pengalaman
tidak hanya dalam masalah kesehatan, tetapi juga memiliki kapabilitas
dalam bidang pendidikan maupun kependudukan dan saat ini menjabat
sebagai Kepala BKKBN” paparnya. Puluhan buku dan makalah ilmiah juga
telah ditulisnya baik di forum nasional dan internasional. Selain itu,
sederet prestasi pun pernah diraihnya dalam skala nasional maupun
internasional.
Sementara
itu, Lukman melanjutkan, pemberian penghargaan Sarwono Prawirohardjo
XIII diberikan kepada Prof. Dr. Sri Widiyantoro, Peneliti Utama bidang
Geofisika/Seismologi ITB. Penghargaan Sarwono Prawirohardjo telah
dilaksanakan sejak tahun 2001 sebagai bentuk apresiasi LIPI sebagai
lembaga keilmuan yang terbesar dan tertua di Indonesia terhadap prestasi
ilmiah serta dedikasi yang telah dicapai oleh para ilmuwan.
Saat
ini, Sri Widiyantoro menjabat sebagai Dekan dan Guru Besar Fakultas
Teknik Pertambangan dan Perminyakan, ITB. Puluhan makalah ilmiah dan
buku tentang geofisika telah dipublikasikannya baik nasional maupun
internasional. Selain itu, ia juga meraih banyak penghargaan atas
penelitiannya untuk melihat isi dari lempeng bumi melalui getaran yang
dihasilkan oleh bumi. Dalam kepakarannya, saat ini ia menjadi Ketua Umum
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), anggota dari ICSU Regional Office for Asia and the Pacific (ROAP) dan national correspondent di International Association of Seismology and Physics of the Earth's Interior (IASPEI).