Intelektual asal Flores, Daniel Dhakidae menyampaikan Pidato Kebudayaan "Godaan dan Konsekuensi kembali ke Negara Kuat", Minggu, 6 Juli 2014.
Pidato kebudayaan yang dilaksanakan oleh Rumah Kebangsaan tersebut diselenggarakan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), dan bertemakan lengkap “Membulatkan Lingkaran Kekuasaan : Perjalanan dari Negara Kuat ke Masyarakat Kuat, Godaan, dan Konsekuensi ke Negara Kuat.
Daniel yang lulusan Cornell University ini menyatakan merajelalanya konflik-konflik dengan dasar agar adalah dampak dari ketidakhadiran negara, the absence of the state. Ketidakhadiran negara nampak, Dhaniel buktikan, dengan pembiaran negara atas munculnya kelompok-kelompok yang seolah menjadi hakim sendiri tanpa memedulikan hukum.
Daniel Dhakidae juga menyinggung Gerindra yang sempat menghebohkan tanah air dengan manifestonya. kalangan pro-pluralisme menentang keras jargon yang tertuang dalam manifesto Gerindra yaitu, menjaga kemurnian agama.
Daniel juga menandaskan bahwa “dalam arti konstitusional setiap warganegara mengambil bagian utuh dalam kedaulatan yang dibela konstitusi suatu bangsa karena untuk itulah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Konsep kewarganegaraan menjadi lebih relevan untuk dijadikan sandaran karena secara konstitusional negara diharuskan melindungi hak-hak tiap warganegara." Demikian pernyataan Kepala Penelitian dan Pengembangan Kompas ini.
Slide foto-foto selama acara
VIDEO ACARA :
https://www.youtube.com/watch?v=mPqrrK0e85w
Pidato Kebudayaan Daniel Dhakidae:
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar