* reported by Lie Hjun Jung
Kampus STM PPM, Jl. Menteng Raya. Jakarta, menjadi lokasi berlangsungnya acara talkshow bertajuk "Memprediksi Presiden Terpilih" : Pilihan Presiden dan Akibatnya bagi Ekonomi dan Politik Indonesia.
Acara ini diadakan pada Kamis 12 Juni 2014, pukul 14:00-17:00.
Talk Show yang diinisiasi oleh Ikatan Alumni PPM tersebut diisi oleh para narasumber yakni:
- Prof. Dr. Syamsudin Haris;
- Drs. Christianto Wibisono;
- Dra. Khofifah Indar Parawansa;
- Zulfikli Hasan, SE, MM.
Bertindak sebagai Moderator adalah : Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro.
Pengamat Politik Internasional Christianto Wibisono mengatakan,
pekerjaan rumah terbesar presiden terpilih pada 9 Juli mendatang adalah
masalah perdamaian di Asia dan Asean. Sebab, tidak mungkin Indonesia
bisa menjadi pemimpin di Asean bila di dalam negeri sendiri tidak ada
kedamaian.
"Indonesia harus jadi juru damai di Asean, Asia dan Asia Timur. Kalau
kita tidak bisa damai bagaimana mau mendamaikan Asean," ujar Cristianto
Wibisono dalam Talk Show "Memprediksi Presiden Terpilih" Pilihan
Presiden dan Akibatnya bagi Ekonomi dan Politik Indonesia yang
diselenggarakan oleh Ikatan Alumni PPM (IKA-PPM) di Menteng, Jakarta
Pusat, Kamis (12/6) sore.
Turut hadir dalam acara itu adalah peneliti LIPI Syamsuddin Haris dan
Tim Pemenenangan Prabowo-Hatta Bara Hasibuan. Menurut Christianto,
Indonesia harus bisa jadi penyeimbang dalam percaturan politik
negera-negara Asean dan dunia internasional.
Saat ini, sambung dia, sekitar 100 juta penduduk Indonesia berada dibawah garis kemiskinan. Untuk itu, presiden mendatang harus mampu mengurangi angka kemiskinan agar bisa berkiprah di dunia internasional.
Saat ini, sambung dia, sekitar 100 juta penduduk Indonesia berada dibawah garis kemiskinan. Untuk itu, presiden mendatang harus mampu mengurangi angka kemiskinan agar bisa berkiprah di dunia internasional.
"Golongan menengah keatas sudah bisa dilepas. Yang jadi masalah
menengah ke bawah. Ke depan, bagaimana seorang presiden mampu menarik
dana dari luar dengan jumlah besar," katanya.
Dia mengungkapkan, sekitar Rp 2.000 triliun dana pengusaha Indonesia
di parkir di berbagai negara. Presiden harus mampu meyakinkan pengusaha
tersebut agar dana itu bisa ditarik kembali ke Indonesia.
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar