Freedom Institute bekerjasama dengan Forum Mahasiswa Ciputat
(FORMACI) mengadakan acara diskusi bertema “Mengingat dan
Mengupas Peristiwa Mei 1998”
Menjadi pembicara adalah :
Diskusi dilaksanakan pada:
Hari dan tanggal : Senin, 19 Mei 2014
Waktu : 12.00—15.00 WIB
Tempat : Ballroom Freedom Institute
Wisma Proklamasi, Jalan Proklamasi No.41, Menteng, Jakarta Pusat
Semula direncanakan mengundang pula :
penjelasan :
Rezim Orde Baru Suharto berkuasa selama 32 tahun. Rezim ini mempertahankan kekuasaannya dengan cara-cara represif—kebebasan berpendapat dibungkam di bawah todongan senjata dan pemilu diatur sedemikian rupa sehingga enam kali pemilu hanya Golkar pemenangnya.
Pada bulan Mei 1998 kekuasaan Rezim Orde Baru Suharto pada akhirnya tumbang oleh kekuatan mahasiswa, aktivis kemanusiaan dan Pro-demokrasi. Pristiwa bermula pada 12 Mei 1998, empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi menuju gedung DPR/MPR terbunuh. Tragedi Trisakti memicu pecahnya gelombang demonstrasi hampir di seluruh wilayah Indonesia yang menuntut rezim Orde Baru Suharto harus turun. Banyak dari mereka yang menginginkan kekuasaan Rezim Orde Baru Suharto berakhir terbunuh dan masih banyak lagi orang yang sampai saat ini hilang.
Reformasi memiliki agenda yang hendak dicapai mulai dari pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang diawali pengusutan kasus Suharto dan kroni-kroninya, Amandemen UUD 1945, penghapusan Dwi Fungsi ABRI, penegakan supermasi hukum dan HAM, melaksanakan desentralisasi pemerintahan sesuai otonomi daerah, sampai melaksanakan pemilu Luber dan Jurdil
Sekarang, setelah 16 tahun reformasi kehidupan di Indonesia menjadi lebih baik dari pada masa Rezim Orde Baru Suharto—misalnya saja Dwi-Fungsi ABRI telah dihapuskan. Tapi masih ada hutang sejarah yang harus dilunasi atas nasib orang-orang yang terbunuh dan hilang, yang berkat jasa mereka kita bisa menikmati kehidupan Indonesia yang lebih baik saat ini.
VIDEO ACARA :
----------
Menjadi pembicara adalah :
- Haris Azhar (Koordinator Kontras)
- Wanda Hamidah (Aktivis 1998)
Diskusi dilaksanakan pada:
Hari dan tanggal : Senin, 19 Mei 2014
Waktu : 12.00—15.00 WIB
Tempat : Ballroom Freedom Institute
Wisma Proklamasi, Jalan Proklamasi No.41, Menteng, Jakarta Pusat
Semula direncanakan mengundang pula :
- Kivlan Zein (Pelaku Sejarah)
- Jaleswari Pramodhawardani (Pengamat Militer)
- Budiman Sudjatmiko (Aktivis 1998)
- Adian Napitupulu (mantan Pimpinan Forkot)
penjelasan :
Rezim Orde Baru Suharto berkuasa selama 32 tahun. Rezim ini mempertahankan kekuasaannya dengan cara-cara represif—kebebasan berpendapat dibungkam di bawah todongan senjata dan pemilu diatur sedemikian rupa sehingga enam kali pemilu hanya Golkar pemenangnya.
Pada bulan Mei 1998 kekuasaan Rezim Orde Baru Suharto pada akhirnya tumbang oleh kekuatan mahasiswa, aktivis kemanusiaan dan Pro-demokrasi. Pristiwa bermula pada 12 Mei 1998, empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi menuju gedung DPR/MPR terbunuh. Tragedi Trisakti memicu pecahnya gelombang demonstrasi hampir di seluruh wilayah Indonesia yang menuntut rezim Orde Baru Suharto harus turun. Banyak dari mereka yang menginginkan kekuasaan Rezim Orde Baru Suharto berakhir terbunuh dan masih banyak lagi orang yang sampai saat ini hilang.
Reformasi memiliki agenda yang hendak dicapai mulai dari pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang diawali pengusutan kasus Suharto dan kroni-kroninya, Amandemen UUD 1945, penghapusan Dwi Fungsi ABRI, penegakan supermasi hukum dan HAM, melaksanakan desentralisasi pemerintahan sesuai otonomi daerah, sampai melaksanakan pemilu Luber dan Jurdil
Sekarang, setelah 16 tahun reformasi kehidupan di Indonesia menjadi lebih baik dari pada masa Rezim Orde Baru Suharto—misalnya saja Dwi-Fungsi ABRI telah dihapuskan. Tapi masih ada hutang sejarah yang harus dilunasi atas nasib orang-orang yang terbunuh dan hilang, yang berkat jasa mereka kita bisa menikmati kehidupan Indonesia yang lebih baik saat ini.
Slide foto-foto selama acara |
VIDEO ACARA :
----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar