Arthouse Cinema Goethe Haus Jakarta kali ini menayangkan film What They Don’t Talk About When They Talk About Love (Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta), pada Selasa, 25 Maret 2014,mulai 19.00 WIB
Fitri (20 tahun, buta sejak lahir) jatuh cinta kepada hantu dokter yang ia yakini tinggal di kolam terapi belakang sekolah. Fitri menulis surat untuknya setiap kamis malam, malam yang baginya sakral. Fitri terkejut, ternyata hantu yang ia idam-idamkan adalah seorang pria bernama Edo (30 tahunan dan tuna rungu). Seandainya Fitri bisa melihat dan Edo bisa mendengar, mereka mungkin saja sudah jatuh cinta sejak lama.
Diana (17 tahun) seorang gadis yang hanya mampu melihat dalam jarak dua sentimenter. Andai saja ia memiliki penglihatan normal, ibunya pasti sudah memasukkannya ke sekolah balet sejak ia kecil. Satu hal yang belum berubah adalah bahwa Diana belum mendapatkan mentsruasi, padahal ia sudah berumur 17 tahun. Suatu hari kehidupan Diana berubah selamanya. Dia bertemu dengan Andhika, seorang murid baru di sekolahnya. Diana kira mereka jatuh cinta, benarkah Andika betul betul mencintai Diana?
Mouly Surya adalah salah satu perempuan sutradara di Indonesia. Ia lulus dengan gelar Bachelor of Arts dari Swinburne University dan gelar Master untuk bidang televisi dan film dari Bond University. Film pertamanya, FIKSI. (FICTION.), disambut positif baik di dalam negeri maupun dari kalangan internasional antara lain dari Variety, The Australian dan Screen Daily. Banyak ulasan yang menyatakan bahwa Mouly memiliki pendekatan baru yang segar dan elegan untuk genre thriller. Film panjang kedua Mouly, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, terpilih masuk dalam program World Cinema Dramatic Competition Sundance Film Festival 2013 – menjadikannya film pertama dari Indonesia yang ikut berkompetisi dalam Festival Film Sundance – dan di seksi Bright Future dalam International Film Festival Rotterdam 2013 (menerima penghargaan sebagai film Asia terbaik NETPAC award). Mouly adalah salah satu dari 20 sutradara Asia peserta lokakarya penyutradaraan Next Masters 2010, salah satu program yang diadakan dalam rangka Tokyo Filmex International Film Festival.
Produser Parama Wirasmo, Tia Hasibuan, Fauzan Zidni, Ninin Musa
Sutradara Mouly Surya
Penulis Mouly Surya
Pemeran Nicholas Saputra, Ayushita Nugraha, Karina Salim, Anggun Priambodo, Lupita Jennifer
Tanggal edar Kamis, 02 Mei 2013
ArtHouse Cinema merupakan acara film rutin Goethe-Institut. Setiap Selasa kedua dan keempat kami memutar film-film independen, avantgard, retrospeksi, eksperimental atau film dokumenter dari Eropa dan Indonesia – jadi kami memutar semua genre film, kecuali Blockbuster!
sumber 1
sumber 2
Poster film |
Fitri (20 tahun, buta sejak lahir) jatuh cinta kepada hantu dokter yang ia yakini tinggal di kolam terapi belakang sekolah. Fitri menulis surat untuknya setiap kamis malam, malam yang baginya sakral. Fitri terkejut, ternyata hantu yang ia idam-idamkan adalah seorang pria bernama Edo (30 tahunan dan tuna rungu). Seandainya Fitri bisa melihat dan Edo bisa mendengar, mereka mungkin saja sudah jatuh cinta sejak lama.
Diana (17 tahun) seorang gadis yang hanya mampu melihat dalam jarak dua sentimenter. Andai saja ia memiliki penglihatan normal, ibunya pasti sudah memasukkannya ke sekolah balet sejak ia kecil. Satu hal yang belum berubah adalah bahwa Diana belum mendapatkan mentsruasi, padahal ia sudah berumur 17 tahun. Suatu hari kehidupan Diana berubah selamanya. Dia bertemu dengan Andhika, seorang murid baru di sekolahnya. Diana kira mereka jatuh cinta, benarkah Andika betul betul mencintai Diana?
Mouly Surya adalah salah satu perempuan sutradara di Indonesia. Ia lulus dengan gelar Bachelor of Arts dari Swinburne University dan gelar Master untuk bidang televisi dan film dari Bond University. Film pertamanya, FIKSI. (FICTION.), disambut positif baik di dalam negeri maupun dari kalangan internasional antara lain dari Variety, The Australian dan Screen Daily. Banyak ulasan yang menyatakan bahwa Mouly memiliki pendekatan baru yang segar dan elegan untuk genre thriller. Film panjang kedua Mouly, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, terpilih masuk dalam program World Cinema Dramatic Competition Sundance Film Festival 2013 – menjadikannya film pertama dari Indonesia yang ikut berkompetisi dalam Festival Film Sundance – dan di seksi Bright Future dalam International Film Festival Rotterdam 2013 (menerima penghargaan sebagai film Asia terbaik NETPAC award). Mouly adalah salah satu dari 20 sutradara Asia peserta lokakarya penyutradaraan Next Masters 2010, salah satu program yang diadakan dalam rangka Tokyo Filmex International Film Festival.
Produser Parama Wirasmo, Tia Hasibuan, Fauzan Zidni, Ninin Musa
Sutradara Mouly Surya
Penulis Mouly Surya
Pemeran Nicholas Saputra, Ayushita Nugraha, Karina Salim, Anggun Priambodo, Lupita Jennifer
Tanggal edar Kamis, 02 Mei 2013
ArtHouse Cinema merupakan acara film rutin Goethe-Institut. Setiap Selasa kedua dan keempat kami memutar film-film independen, avantgard, retrospeksi, eksperimental atau film dokumenter dari Eropa dan Indonesia – jadi kami memutar semua genre film, kecuali Blockbuster!
sumber 1
sumber 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar